jpnn.com, SIBOLGA - Cinta Alfira Nasution, 4, bocah yang selamat setelah jatuh dari lantai lima tempat tinggal mereka, di sebuah Rusunawa di Sibolga mengalami trauma hebat.
Bahkan dia enggan untuk kembali pulang ke rusunawa tempat mereka tinggal. Sang ayah Afrizal Nasution juga sudah berupaya membujuk Cinta agar mau kembali ke rumah.
BACA JUGA: Jatuh dari Lantai 5 Rusunawa, Selamat, Cinta Cerita Mistis
Hasilnya, balita tersebut menolak tawaran ayahnya. Dia mengaku takut pulang ke Rusunawa karena kedua sosok misterius tersebut akan terus mengganggunya.
“Tadi kubilang, pulanglah kita ke rumah ayah. Gak mau Cinta pulang ke rumah. Takut Cinta nanti diganggu orang itu lagi,” kata Afrizal menirukan bahasa Cinta padanya.
BACA JUGA: Polisi Gagalkan Penyeludupan 24 Bal Ganja di Padangsidimpuan
Tak ingin kejadian tersebut terulang kembali menimpa anaknya, dia pun mengurungkan niatnya untuk kembali ke Rusunawa. Namun, dia bingung harus tinggal di mana lagi. “Rencananya mau pulang kianlah satu hari ini. Biarlah, makan obat saja nanti,” ungkapnya.
Menurut Afrizal, malam sebelum kejadian, sudah ada tanda-tanda akan ada kejadian tersebut. Semalaman, anaknya tersebut gelisah, tidak bisa tidur. “Sampai jam 02.30 WIB gelisah, subuh kami baru tidur. Sudah ada tanda-tandanya.”
BACA JUGA: Hindari Razia Satpol PP, Pelajar Hanyut di Sungai Sibuluan
Tak hanya itu, tanda-tanda lainnya, malam itu tak biasanya Cinta mencoret kaki kanannya. Saat diminta ayahnya untuk menghapusnya, Cinta menolak dan berjanji akan menghapusnya keesokan harinya.
“Dilingkarinya kaki kanannya, ayah lihatlah ada tato Cinta, cantik kan. Kusuruh dihapus, katanya besok saja ayah. Itulah kakinya yang patah sekarang,” ketusnya.
Amatan di rumah sakit, Cinta ditemani ayah dan ibunya serta neneknya, yang setia menjaganya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Cinta jatuh dari lantai V gedung Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa) Sibolga yang memiliki ketinggianberkisar 20 meter, Selasa (4/12). Ajaibnya, balita berusia 4 tahun itu selamat.
Menurut sang ayah Afrizal Nasution, kejadian bermula saat dia hendak mengantar anak pertamanya sekolah. Sementara Cinta, yang merupakan anak keduanya, masih tertidur pulas di tempat tidur.
Tak ingin mengganggu tidur Cinta, setelah memastikan seluruh jendela benar-benar tertutup, Afrizal pun memutuskan mengunci pintu dari luar dan pergi mengantar anaknya sekolah.
“Kebetulan, abang mertua saya meninggal, jadi ibunya di sana. Saya pun sebenarnya mau menyusul ke sana, tapi karena anak saya Cinta masih tidur dan kakaknya harus sekolah, makanya aku gak ikut. Jadi kejadiannya, pas aku mau mengantar kakaknya sekolah. Karena gak ada yang menjaga, kukunci pintu dari luar,” kata Afrizal ditemui di ruang IGD Rumah Sakit FL Tobing Sibolga.
Usai mengantar anaknya, Afrizal mendengar ada suara warga rusunawa berteriak minta tolong. “Sudah kuantarnya anakku. Kan dekatnya sekolahnya dari rusunawa. Ada yang teriak, ada anak jatuh,” serunya menirukan teriakan warga tersebut.
Mengingat anaknya ditinggal sendiri di rumah, Afrizal pun buru-buru tancap gas untuk memastikan bocah yang sudah telungkup di pelataran parkir blok A rusunawa tersebut. Alangkah kagetnya dia saat mengetahui kalau bocah naas tersebut adalah anak keduanya.
Buru-buru, dia membawa Cinta yang sudah tidak berdaya ke rumah sakit. “Kulihatlah anakku sudah tidak bergerak, posisinya telungkup di tanah itu,” ketusnya sambil memeragakan posisi anaknya saat ditemukan di pelataran parkir rusunawa.
Penasaran dengan jatuhnya anaknya dari lantai V, Afrizal sempat memeriksa rumahnya untuk memastikan bagaimana anaknya bisa terjatuh. Saat itu dia melihat ada dua bantal yang bertindih persis di bawah jendela. Dugaannya, bantal tersebut dijadikan Cinta sebagai tangga untuk.membuka jendela.
“Padahal, posisi antara lantai dan jendela tinggi sekali. Tapi, kok bisa dia terjatuh. Kulihatlah, sudah ada bantal bersusun. Mungkin, itulah caranya memanjat lalu dibuka (Cinta, red)-nya jendela,” pungkasnya.
Sekilas, ayah dua anak yang kesehariannya bekerja sebagai pegawai Satpol PP Pemko Sibolga tersebut mengutarakan kekesalannya pada saat kejadian. Tak seorangpun warga yang mau menyelamatkan anaknya. Padahal saat itu, ada beberapa warga yang menyaksikan kejadian.
“Ada empat orang tadi di situ yang melihat kejadian. Tapi dibiarkan saja, gak ditolongnya anakku ini. Padahal, sebelumnya pernah ada anak-anak jatuh juga dari rusunawa ini, akulah yang melolong. Tanganku ini yang menggendongnya,” ucapnya dengan nada sedih mengingat kejadian tersebut. (ts)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 4 Orang Tewas Akibat Tertimpa Longsor di Sibolga dan Madina
Redaktur & Reporter : Budi