jpnn.com, MADINA - Sebanyak empat orang meninggal akibat banjir dan longsor yang melanda Kelurahan Sibolga Ilir, Kota Sibolga dan Desa Taluk, Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, Jumat (11/10).
Selain itu, bencana alam ini juga menyebabkan luka-luka dan puluhan rumah warga di Madina mengalami kerusakan.
BACA JUGA: 12 Siswa Meninggal Diterjang Air Bah di Madina
Hujan deras yang mengguyur kawasan pantai barat Sumatera Utara sejak Kamis (11/10) siang, hingga sore, mengakibatkan banjir di sejumlah sudut wilayah Kota Sibolga.
Genangan air juga merendam kawasan jalan Ujung Sibolga. Banjir tersebut dipicu meluapnya Sungai Aek Doras.
BACA JUGA: Banjir di Sumut dan Sumbar, Puluhan Orang Meninggal Dunia
Sementara di kawasan Ketapang, terjadi longsor yang menimpa sejumlah rumah warga. Bahkan, longsor tersebut menimbun sejumlah warga. Empat orang dikabarkan meninggal dunia akibat longsor tersebut.
“Empat orang korban meninggal dunia tertimbun tanah longsor,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, melalui pesan singkat, Jumat (12/10).
BACA JUGA: Ibu dan 3 Anak di Sibolga Tewas Tertimbun Longsoran Pondasi
Sutopo mengatakan, ada enam warga lainnya yang terluka akibat tertimbun tanah longsor. Sedikitnya 20 unit rumah warga juga dilaporkan rusak akibat bencana tersebut.
“Korban luka dibawa ke RS Umum Daerah. Sebagian warga mengungsi ke tempat keluarga masing-masing,” jelas Sutopo.
Wali Kota Sibolga, Syarfi Hutauruk langsung menjenguk korban di Rumah Sakit FL Tobing Sibolga, Jumat (12/10).
“Kita menyampaikan belasungkawa mendalam atas musibah yang merenggut empat orang warga. Kita minta supaya masyarakat mengantisipasi daerah rawan banjir, khususnya yang tinggal di bantaran sungai,” ujar Syarfi.
Menurutnya, ada beberapa kawasan yang merupakan pemukiman masyarakat, rawan atas banjir susulan. Ancaman banjir ini dikhawatirkan akan terjadi lagi karena curah hujan di daerah tersebut masih tinggi.
Karenanya, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan. Ini perlu dilakukan agar tidak ada lagi korban jiwa.
Adapun empat korban tewas dalam musibah banjir itu adalah Boru Marbun dan kedua orang anaknya, Wahid Tobing dan Juni Tobing. Seorang lagi adalah Sainul Lubis.
Saat kejadian, seluruh korban sedang menonton acara televisi di dalam rumah Boru Marbun tersebut. Seluruh korban tewas akibat tertimpa bangunan rumah yang ambruk.
“Saat kejadian, hujan turun sangat deras. Kami terkejut karena mendengar suara seperti dentuman. Kami lihat rumah yang ditempati Boru Marbun sudah ambruk. Warga kemudian bergegas mengevakuasi dengan mengangkati batu dan menimpa korban. Mereka dilarikan ke rumah sakit. Namun, empat korban tidak bisa terselamatkan,” ujar Saidah, 33, seorang warga.
Banjir dan tanah longsor juga melanda beberapa kawasan di Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Selain merusak puluhan rumah, bencana ini juga mengakibatkan badan jalan nasional di Desa Taluk, Kecamatan Natal, Kabupaten Madina terputus.
Menurut informasi yang diperoleh dari warga, panjang badan jalan yang terbelah lebih kurang 20 meter, sehingga dipastikan akses jalan terputus dan tidak bisa dilalui. Selain itu, sedikitnya tiga unit rumah warga di desa itu rusak parah akibat dilanda banjir.
Selain itu, tiga rumah di Desa Aek Garingging, Kecamatan Lingga Bayu, satu gudang minyak milik warga di Kelurahan Simpang Gambir dan satu warung kopi lopo gantung milik warga Kelurahan Simpang Gambir, juga hanyut terseret arus Sungai Batang Natal yang meluap. Jalan provinsi juga tertimbun longsor dan kayu tumbang.
Informasi yang diperoleh, jalan yang tertimbun longsor dan kayu tumbang mulai dari Desa Jambur Baru, Kecamatan Batang Natal sampai ke Simpang Gambir, Kecamatan Lingga Bayu lumpuh total.
“Di Desa Aek Garingging Kecamatan Lingga Bayu, ada 3 unit Rumah warga hanyut terbawa arus sungai Batang Natal,” ujar Sulaiman, warga Kecamatan Lingga Bayu.
“Kita berharap cuaca hari ini semoga makin membaik agar masyarakat tidak was-was dan ketakutan akibat dampak bencana banjir ini,” harapnya.
Abdul Rasyid Batubara, tokoh masyarakat Kelurahan Muara Soma, kecamatan Batang Natal mengatakan, di Desa Lubuk Tejo, tetangga kelurahan tempat ia tinggal, dikabarkan ada satu rumah warga yang tertimbun tanah longsor.
“Untuk di Kecamatan Batang Natal, tepatnya di Desa Lubuk Tejo ada satu unit rumah warga tertimbun longsor, namun sampai saat ini warga masih terisolir di Desa Jambur Baru dikarenakan jalan lintas tertimbun tanah longsor,” katanya.
Camat Batang Natal Lion Muslim Nasution membenarkan jalan provinsi di daerah lumpuh tertimbun material longsor. “Ada beberapa rumah warga terbawa arus, tidak ada korban jiwa. Beberapa desa belum bisa kita masuk, kita berharap ada bantuan,“ ujarnya.(bbs/prn/bam)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Remaja Tewas Tenggelam di Kolam Milik PT Sorik Marapi
Redaktur & Reporter : Budi