Cinta Ditolak, Gila, Bunuh Kakek-kakek!

Sabtu, 12 Desember 2015 – 09:30 WIB
Ilustrasi. Foto: Dokumen

jpnn.com - BOJONEGORO - Pembunuhan sadis menggegerkan warga Dusun Kuniran, Desa Kedungdowo, Kecamatan Balen, kemarin pagi (11/12). Marjo, 90, tewas secara mengenaskan di tangan keponakan sendiri, Sunar, 45. Kakek yang memiliki empat anak tersebut dibantai di rumahnya. Dia akhirnya meninggal lantaran luka bacok di leher dan pelipis kanan.

Tidak ada yang mengetahui persis peristiwa tragis itu. Sebab, sejumlah tetangga korban sedang bekerja di sawah. Lingkungan di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) tampak sepi. 

BACA JUGA: Dituding Punya Santet Karena Obati Tetangga tapi Akhirnya Mati

Korban hanya tinggal bersama istrinya, Darmi, 67, di rumah berukuran sekitar 6 x 10 meter yang terbuat dari kerangka kayu jati dan berdinding anyaman bambu. ''Tidak ada warga yang mengetahui kejadiannya. Saat saya ke sini, sudah banyak yang datang,'' kata Mustar, 55, tetangga korban.

Peristiwa tersebut terjadi pukul 07.15. Saat itu korban duduk di kursi rotan di ruang tamu rumah. Korban disuapi istrinya karena kondisinya sudah lemah. 

BACA JUGA: 4 Perekam data E-KTP di 4 Kecamatan Digondol Maling dalam 1 Bulan

Tiba-tiba pelaku masuk dari pintu depan sambil membawa parang. Pelaku langsung membacok Darmi secara membabi buta. Bacokan tersebut mengenai lengan dan pelipis kiri Darmi. 

Melihat pelaku kesetanan, Darmi berusaha menyelamatkan diri ke luar rumah sembari berteriak minta tolong. ''Kulo ambruk neng ngarep lawang (Saya jatuh di depan pintu, Red),'' tutur Darmi saat ditemui di RSUD dr R Sosodoro Djatikoesoema, Bojonegoro, kemarin. 

BACA JUGA: Tak Pakai Life Jacket, Dua Nelayan Ini pun Tenggelam

Nahas, Marjo tidak dapat menyelamatkan diri. Apalagi, Marjo baru sembuh dari sakit pernapasan. Pria lanjut usia (lansia) tersebut menjadi korban kekejaman Sunar. Korban tewas di atas kursi setelah pelaku menyabetkan parang ke leher dan pelipis kanannya. 

Tidak lama kemudian, tetangga korban berdatangan. Mereka berusaha menolong Darmi yang tergeletak di depan pintu depan. Namun, ketika melihat Sunar keluar rumah sambil membawa parang, para tetangga mundur. Warga baru menolong Darmi setelah pelaku bersembunyi di rumahnya yang berlokasi tepat di utara rumah korban. 

Selanjutnya, warga membawa Darmi ke RSUD Sumberrejo. Karena kritis, dia dirujuk ke RSUD dr R Sosodoro Djatikoe­soema. Warga lainnya dan polisi mengevakuasi jasad Marjo. 

Belum diketahui pemicu pembantaian tersebut. Sebab, selama ini hubungan pelaku dan dua korban tak pernah bermasalah. Namun, pelaku diduga mengalami gangguan jiwa. 

Hal tersebut, antara lain, diungkapkan Ngatmani, 70, paman pelaku yang juga adik korban. Dia membeberkan, Sunar sudah lama mengalami gangguan jiwa. Tepatnya sejak berusia 25 tahun. Penyebabnya, cinta pelaku ditolak gadis pujaannya. ''Sejak saat itu, kondisi kejiwaannya terganggu,'' terangnya.

Tetapi, tidak lama kemudian, pelaku sembuh setelah diobati ''orang pintar''. Bahkan, Sunar sempat menikah dan punya dua anak. Tetapi, mereka sudah bercerai karena istrinya tahu Sunar punya gangguan jiwa. ''Kadang kumat, kadang sem­buh,'' ujarnya. (haf/fiq/c10/dwi/jon/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Status Akademi Nggak Jelas, Mahasiswa Nekat Palang Kampus


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler