Irin Prechanvinit, gitaris muda asal Thailand baru saja merilis albumnya dan sedang berada di puncak dunia, saat sebuah berita duka menghampirinya.

Ibunya meninggal setelah ia didiagnosis kanker stadium akhir.

BACA JUGA: Seekor Ular Piton Menggigit Tangan Pria Brisbane

Ibu dari Irin Prechanvinit didiagnosa dengan kanker dan masuk ke stadium akhir.

ABC News: Liam Cochrane.

"Saya mencoba segalanya, mulai dari obat modern hingga pengobatan alternatif," kata Irin.

BACA JUGA: Barikade Truk Sampah Dipakai Amankan Malam Tahun Baru Sydney

"Saya katakan kepada dokter untuk memberikan obat terbaik yang mereka punya."

Tetapi pengobatannya mahal dan Irin memutuskan untuk menjual barang-barang berharga miliknya.

BACA JUGA: Sejumlah Fakta di Balik Rencana Serangan Teroris di Melbourne

"Saya mulai menjual gitar-gitar saya dan berpikir, 'Setidaknya satu akan disimpan untuk dimainkan, tapi uangnya tidak cukup jadi semuanya dijual," katanya.

Cerita yang menyedihkan ini terdengar oleh Ray Ingram, warga Australia yang tinggal di Thailand.

"Saya bisa paham rasanya kehilangan instrumen musik," kata Ray.

Dia juga memiliki kondisi tidak bisa memainkan gitar yang paling dicintainya, setelah infeksi yang nyaris fatal akibat bakteri yang menyebabkan dirinya kehilangan rasa di ujung-ujung jarinya.

"Lalu saya pikir, 'saya yakin gadis ini ingin gitarnya'," katanya.

Gitar tersebut adalah gitar klasik bermerk Admira dibuat oleh Enrique Keller, warga Jerman di pabrik kepunyaannya sendiri di Spanyol, sekitar akhir 1940-an atau 50-an. Irin Prechanvinit.

ABC News: Liam Cochrane

"Saya tahu gitar ini sangat tua, ibu saya memberikan kepada saya ketika saya masih cukup muda," kata Ray.

Tawaran gitar antik kepada Irin datang sehari sebelum ibunya meninggal.

"Saya tahu kalau gitar itu adalah pemberian dari ibunya dan sangat penting baginya," kata Irin.

"Kayunya sangat tua dan suaranya sangat indah," kata Irin yang duduk di teras bersama Ray.

Tonton kisah Irin dan gitar klasiknya melalui video berikut ini Ray Ingram, warga Australia yang tinggal di Thailand.

ABC News: Liam Cochrane Cinta sampai akhir 'langit kelinci'

Saat gitar tua mendapat sedikit perbaikan, Irin berlatih dengan instrumen lain yang juga hasil sumbangan, untuk album berikutnya dan konser penggalangan dana di tahun 2017.

Pengalaman merawat ibunya telah mengubah hidup gitaris asal Thailand ini.

Bersama dengan tim medis ibunya, ia membuka sebuah situs 'Cancer Fighter', yang menggabungkan sejumlah informasi bagi para pasien di Thailand.

Ia juga menulis buku, yang diberi judul 'From the End of Rabbit Sky'.

"'The end of rabbit sky' adalah kode rahasia antara ibu dan saya, yang digunakan sejak masih kecil," kata Irin.

"Ibuku selalu bertanya seberapa besar cintaku padanya dan aku suka banyak kelinci ... jadi waktu saya tidak bisa memikirkan sesuatu yang cukup besar untuk menggambarkan perasaan, saya katakan mencintainya hingga penghujung langit kelinci."

Julukan aneh ini juga akan menjadi nama dari konser amal yang akan mengumpulkan dana bagi pasien kanker stadium terakhir.

Ray dan Irin berharap gitar Spanyol antiknya akan bisa dipakai untuk manggung.

"Saya yakin mendiang ibu saya akan sangat senang bahwa gitar ini sampai kepada seseorang yang sangat berbakat," kata Ray.

Diterbitkan oleh Erwin Renaldi pada 6/01/2016 pukul 15:30 AEST dari artikel aslinya yang berbahasa Inggris, bisa dibaca disini.

Lihat Artikelnya di Australia Plus

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahasiswa PhD Indonesia di Perth Alami Penyerangan

Berita Terkait