Seorang mahasiswa PhD Indonesia di Perth, Australia Barat, alami penyerangan fisik dengan dugaan motif perampokan, pada Rabu (21/12) malam waktu setempat. Sempat dirawat di rumah sakit, mahasiswa Universitas Murdoch ini telah kembali ke rumahnya pada Kamis (22/12).
Pada Rabu (21/12) sekitar pukul 9 malam waktu Perth, Irwansyah Jemi, mahasiswa doktoral asal Indonesia di Universitas Murdoch, mengalami penyerangan di dekat rumahnya, di wilayah Kardinya.
BACA JUGA: Pria Perth Serang Perempuan Muslim dengan Botol Bir
Saat itu, Jemi -begitu ia akrab disapa, tengah berjalan pulang dari supermarket menuju rumahnya ketika tiba-tiba ia didekati sekelompok pemuda.
ââ¬ÅSaya pulang dari supermarket, sempat mampir warung sebentar, terus jalan ke arah rumah sekitar jam 9 kurang, jadi bukan tengah malam juga, tiba-tiba ada mobil sedan warna gelap berhenti dua rumah dari rumah saya dan saya lihat ada anak-anak muda kulit putih keluar dari mobil,ââ¬Â ceritanya kepada Australia Plus ketika dihubungi melalui sambungan telepon.
BACA JUGA: Pengungsi di Nauru Tertunda Pengobatan Sakit Jantungnya Tanpa Alasan
Tak memiliki prasangka apapun dan bahkan sempat membalas sapaan si pelaku, Jemi begitu kaget ketika ia dipukul.
ââ¬ÅSatu anak mendekati saya, dia menyapa ââ¬ËHi mateââ¬â¢, saya jawab ââ¬ËHi, how are you?ââ¬â¢ sambil terus berjalan seperti orang ketemu di jalan, ternyata respon dia mukul muka saya. Saya kan kaget, jadi agak terhuyung, dan terus temannya ikut nendangin saya,ââ¬Â tutur pria yang telah tinggal di Australia selama 3 tahun ini.
BACA JUGA: Tiga Terduga Teroris Tewas di Penggrebekan Tangsel
Kelompok anak muda ini, dikisahkan Jemi, berusaha merampok dan mencari dompetnya.
ââ¬ÅAkhirnya mereka mengambil tas saya, padahal dompet saya taruh di saku belakang celana.ââ¬Â
Jemi lantas menyambung, ââ¬ÅSaya teriak ââ¬Ëhelp..help..help..ââ¬â¢ karena ada mobil yang lewat, tapi ternyata nggak berhenti. Mungkin karena panik takut ketahuan, anak-anak ini terus lari ke dalam mobil. Seingat saya mereka ada 3-4 orang.ââ¬Â
Ia kemudian berjalan tertatih-tatih menuju rumah dan mencari pertolongan.
ââ¬ÅAwalnya, saya menghubungi teman-teman Indonesia, tapi karena mata saya sakit dan berdarah-darah, dan penglihatan kabur karena habis dipukul, akhirnya saya minta tolong tetangga Australia saya. Dia akhirnya menelepon ambulans. Lalu saya dibawa ke rumah sakit,ââ¬Â lanjut mahasiswa PhD bidang studi ekonomi politik ini.
Jemi mengatakan, polisi telah memintainya keterangan atas kejadian itu.
ââ¬ÅTadi pagi jam 3, polisi sudah datang menemui saya. Ekspektasi saya, karena kejadiannya ada di lingkungan hunian dan ada kamera, polisi bisa mengeceknya,ââ¬Â kata korban -yang mata sebelah kirinya belum bisa melihat secara normal akibat aksi penyerangan.
Berharap pelaku terungkap
Konsulat Republik Indonesia di Perth telah menerima laporan mengenai kasus yang menimpa Jemi.
ââ¬Å(Pada 22/12) sekitar pukul 12 dini hari, kami mendapat kabar soal kejadian itu, jadi itu ketika korban sudah mau pulang dari rumah sakit. Kami sudah menjenguk Pak Irwansyah (22/12) pagi harinya, dan beliau sendiri sudah kembali ke rumah walau masih harus menjalani perawatan lanjutan,ââ¬Â terang Bramantya Dwiputra Widodo, Konsul Muda Penerangan, Sosial dan Budaya.
Konsulat juga mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kepolisan Australia Barat untuk penanganan kasus ini.
ââ¬ÅMasih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan motifnya, karena polisi WA (Australia Barat) masih menyelidiki ini. Yang jelas, daerah itu sebenarnya daerah yang aman,ââ¬Â ujar Bramantya kepada Australia Plus.
Hingga berita ini ditulis, Jemi mengaku masih kaget dan tak mengetahui motif penyerangan yang dialaminya.
ââ¬ÅSaya terus terang nggak menyangka, nggak curiga sama sekali, karena memang juga tidak mencium bau alkohol, dan mereka menyapa dulu. Lagian, daerah rumah saya juga sebenarnya bukan daerah yang banyak kasus.ââ¬Â
Ia merasa penyerangan itu memiliki motif lain di luar perampokan.
ââ¬ÅSaya jadi bertanya-tanya, kenapa saya? Padahal mereka bawa mobil, kenapa menyerang saya yang berjalan kaki?. Saya jadinya merasa ada sentimen rasial, tapi itu hanya perasaan saya ya jadi belum terbukti,ââ¬Â tuturnya.
ââ¬ÅSaya berharap kasus ini bisa terungkap dan pelakunya tertangkap,ââ¬Â imbuhnya.
Lihat Artikelnya di Australia Plus
BACA ARTIKEL LAINNYA... Infrastruktur di Great Ocean Road akan Diperbaiki