Cinta Segitiga Berujut Maut di Asahan Akhirnya Terungkap

Senin, 10 Desember 2018 – 00:02 WIB
Kedua tersagka saat digiring menuju sel tahanan Mapolres Asahan. Foto: Perdana Ramadhan/ Metro Asahan

jpnn.com, ASAHAN - Polisi akhirnya berhasil meringkus pelaku pembunuhan terhadap Rudi Selamat, 45, yang tak lain adalah istrinya Susilawaty, 38, dan selingkuhannya Mahyaruddin S, 40.

Empat hari pasca pembantaian itu, kedua sejoli ini diringkus di Rokan Hulu, Riau.

BACA JUGA: Polisi Usut Laporan Pembunuhan Puluhan Pekerja di Papua

Kisah cinta segi tiga ini berujung maut, Senin (3/12) di rumah pelaku di Kampung Aek Polan, Kecamatan Buntu Pane, Kabupaten Asahan. Korban tewas setelah menerima beberapa tikaman di perut, ulu hati dan kepala dari pelaku.

Kapolres Asahan AKBP Faisal F Napitupulu saat pemaparan kasus kepada sejumlah awak media membenarkan penangkapan pelaku, Sabtu (8/12) di Mapolres Asahan.

BACA JUGA: Polri Usut Asal Senpi yang Dipakai Bunuh Anggota PPS

“Pelarian kedua tersangka sudah sempat jauh. Anggota kami di lapangan bertaruh nyawa untuk dapatin mereka di Rokan Hulu sana. Sampai naik sampan segala,” kata Kapolres Asahan AKBP Faisal F Napitupulu.

Kapolres mengatakan, mereka hanya butuh waktu empat hari untuk menangkap pelaku. “Mereka ditangkap Jumat (7/12) di Rokan Hulu, Riau. Begitu ditangkap, pelaku mengaku terpaksa melakukan pembunuhan karena kalah berkelahi. Katanya dia pergi ke belakang mengambil pisau dan menikam korban,” kata mantan Kapolres Nias Selatan itu.

BACA JUGA: Sudah Teridentifikasi, Pembunuh Pria di Dalam Sumur Diburu

Hal itu dibenarkan Mahyaruddin kepada wartawan saat berada di sel tahanan Mapolres Asahan usai dirinya dibekuk oleh Unit Jatanras Satreskrim Polres Asahan.

Menurut Mahyaruddin, begitu korban tahu kalau dia tinggal serumah dengan Susi, rupanya membuat Rudi menggila. Emosinya di atas puncak. Rudi cemburu. Pintu rumah yang dikunci dari dalam didobrak paksa. Suasana semakin gaduh ketika pintu dibuka. Sejurus kemudian korban menghajar Mahyaruddin tanpa ampun di depan Susi dan dua anak mereka.

Duel bebas di dalam rumah tak terelakkan. Mereka baku hantam.

“Saya sudah minta tolong dan terus dihajar almarhum sampai kepala bocor. Karena saya pikir tak imbang, saya mau lari ke luar melarikan diri dari dapur belakang. Rupanya semua pintu sudah dikuncinya dari luar,” terang Mahyaruddin.

Karena terdesak dan kalah, pelaku merasa terancam. Dia ingin kabur lewat pintu belakang. Ternyata semua pintu sudah dikunci dari luar oleh korban. Mahyaruddin makin terdesak. Dia melihat sebilah pisau di dapur belakang rumah, lantas menggunakan senjata tajam itu untuk melanjutkan pertarungan.

“Saya tak punya niat membunuh, pak. Pisau itu memang saya ambil karena saya sudah terancam dan kalah berantam sama almarhum,” ujar Mahyaruddin membela diri.

Sama-sama tersulut emosi, pelaku menikam tubuh korban tanpa ampun. Susi sempat ingin memisahkan keduanya. Namun perempuan itu tak sanggup. Seketika, korban tewas bersimbah darah di tangan Mahyaruddin.

Suasana kacau. Bahkan menurut kesaksian Novi, salah satu anak korban, ia sempat dikejar oleh pelaku setelah membantai ayahnya dengan pisau. Setelah itu, Mahyaruddin dan Susi kompak melarikan diri dengan menggunakan sepedamotor milik korban.(per/des)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus Pembunuhan di Sampang Dipicu Soal Pilihan Politik


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler