jpnn.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) buka suara menanggapi merosotnya tingkat kepercayaan publik terhadap kinerja mereka dalam survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia (IPI).
Hasil survei tersebut menjadi masukan yang penting bagi KPK dalam memperbaiki kinerja ke depan.
BACA JUGA: Ramal Pasangan Ria Ricis dan Teuku Ryan, Wirang Birawa: Kali ini Aneh Sekali
Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri mengatakan pihaknya mengapresiasi lembaga survei, yang terus konsisten mengukur dan memotret persepsi publik dan menyampaikan timbal baliknya.
"Feedback dari masyarakat sangat berarti bagi KPK untuk introspeksi dan melakukan perbaikan ke depannya," kata dia dalam keterangannya, Selasa (28/9).
BACA JUGA: Usut Dugaan Korupsi Proyek Dinas PUPR, KPK Geledah Kantor DPRD Muara Enim
Fikri mengatakan survei persepsi publik menjadi salah satu tolok ukur melihat kinerja dan manfaat yang dihasilkan dari kerja pemberantasan korupsi oleh KPK.
"Pemberantasan korupsi adalah ikhtiar panjang. Di mana dampak dan manfaatnya tidak serta-merta bisa kita rasakan seketika itu juga," ujarnya.
BACA JUGA: Deretan Mitos Terkait Diabetes, Jangan Langsung Percaya, ya!
Dalam penanganan sebuah perkara, publik mungkin bisa langsung melihat bagaimana KPK menangkap para pelaku dan memulihkan kerugian negaranya.
Namun, lanjut Fikri, pada upaya pencegahan dan pendidikan antikorupsi, kita butuh waktu untuk bisa menikmati hasil dari perbaikan sistem dan penanaman nilai antikorupsi kepada orang-per-orang.
"Oleh karenanya, KPK berharap bisa memperoleh indikator dan hasil pengukuran detilnya agar bisa mempelajari poin-poinnya secara rinci," ujarnya.
Sebelumnya Indikator Politik Indonesia (IPI) merilis tingkat kepercayaan publik pada KPK menurun. Berdasarkan survei tersebut, tingkat kepercayaan paling besar yakni pada institusi TNI.
Selanjutnya tingkat kepercayaan tertinggi kedua ada pada presiden. Di posisi tiga ada institusi Polri. Sementara KPK berada di posisi empat.(tan/jpnn)
Redaktur : Yessy
Reporter : Fathan Sinaga