jpnn.com, SURABAYA - Usianya baru 16 tahun. Namun, sebagai bandit jalanan yang satu ini terbilang cukup berpengalaman.
Dia adalah MH. Dia setidaknya sudah 18 kali menjambret di lokasi yang berbeda-beda.
BACA JUGA: Kapolres: Kami tak Segan-segan Kirim Pelaku ke Kamar Jenazah
Yang diincar adalah handphone. Namun, MH tidak sekadar merampas handphone korban.
Dia juga mengejek korban dengan hasil rampasannya tersebut. MH seolah berselebrasi dengan mengacung-acungkan handphone tersebut ke arah korban.
BACA JUGA: Berani Banget! Siswi SMK Bikin Kapok Jambret
''Saya enggak bermaksud apa-apa, Pak. Cuma suka aja,'' ucapnya.
MH melakukan aksinya ke-18 di Jalan Kusuma Bangsa pada Minggu (16/4) pukul 20.00.
BACA JUGA: Usai Pesta Rakyat, Wanita Cantik Ini Dijambret
''Saya selalu beraksi pukul 20.00 hingga 21.00. Biasanya, jam segitu memang lumayan sepi,'' katanya.
MH tidak beraksi seorang diri. Dia selalu ditemani dua rekannya, Sahlan dan Rizal.
Ketika tertangkap pada Minggu malam lalu, MH bersama Sahlan. MH yang bertindak sebagai eksekutor diboncengkan Sahlan.
Saat itu, di kawasan SMA kompleks, mereka mendapatkan sasaran.
Seorang perempuan sedang asyik bermain handphone. Tanpa pikir panjang, pelaku memepet korban.
Setelah jaraknya dirasa aman, MH langsung merampas handphone korban.
Sahlan pun segera memacu motornya lebih kencang.
Namun, sesaat sebelumnya, MH menoleh dan mengejek ke arah korban.
''Menurut pengakuan tersangka, dia enggak pernah absen melakukan hal tersebut,'' jelas Kapolsek Genteng Kompol Wahyu Endrajaya, lantas tertawa.
Polisi yang berjaga malam itu langsung melakukan pengejaran. Namun, usaha menangkap pelaku tidak berjalan mudah.
''Mungkin lebih dari setengah jam mengejar pelaku,'' ungkap Wahyu.
Pengejaran berakhir di Krembangan Baru dekat rumah MH. Polisi menabrakkan motor ke arah tersangka.
Brrraaakk!! Karena tidak bisa mengendalikan diri, kedua tersangka akhirnya tercebur ke sungai.
''Memang saat itu sengaja ditabrakin ke sungai dengan harapan mereka tidak bisa kabur,'' terang polisi asal Semarang tersebut.
Namun, perkiraan itu meleset. Sahlan yang bertindak sebagai joki berhasil lolos. Hanya MH yang bisa ditangkap polisi.
Berdasar hasil interogasi, polisi mengungkap sejumlah lokasi MH biasa beroperasi.
Dia tergolong tidak amatiran karena selalu berpindah-pindah tempat setiap beraksi.
''Totalnya memang tidak 18 TKP, tapi setiap lokasi itu digilir sama dia (MH, Red),'' ungkap Wahyu.
Beberapa lokasi tersebut, antara lain, Jalan Rajawali, Indrapura, Blauran, Genteng Kali, Teluk Nibung, Karang Menjangan, Dharmawangsa, Margomulyo, Kalianak, dan Demak.
MH selalu berperan sebagai eksekutor. Sasarannya selalu perempuan.
Selain dianggap lemah, perempuan biasanya pasrah saat dijambret.
MH dan dua rekannya menggunakan uang hasil penjualan handphone rampasan tersebut untuk pesta minum minuman keras.
MH seharusnya duduk di bangku kelas VIII. Namun, dia putus sekolah dan memutuskan menjadi jambret.
''Nanti kami titipkan tersangka ke bapas supaya bisa lebih dibina lagi,'' tutur Wahyu. (bin/c14/fal/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemuda Putus Sekolah Akhirnya Dibekuk
Redaktur & Reporter : Natalia