Clijsters Menangi Rivalitas Klasik

Minggu, 10 Januari 2010 – 00:31 WIB
Kim Clijsters disalami Justine Henin usai memenangi final turnamen tenis Brisbane International, Sabtu (9/1). Foto : AP
BRISBANE - Persaingan ketat menandai kembalinya rivalitas Kim Clijsters dan Justine HeninDua petenis Belgia yang sama-sama pernah meraih predikat ratu tenis dunia itu menunjukkannya di final Brisbane International yang berlangsung Sabtu (9/1)

BACA JUGA: Sulit Dapat Visa Angola

Kali ini, Clijsters yang membuktikan diri lebih tangguh.
   
Clijsters menang dalam pertarungan klasik tiga set sepanjang 2 jam dan 24 menit
Dia mengakhiri laga dengan keunggulan 6-3, 4-6, 7-6 (6) dalam laga di Pat Rafter Arena, Brisbane

BACA JUGA: 12 Januari, Menegpora Buka DBL di Aceh

"Pertandingan yang mengagumkan
Saya kira kami berdua telah menancapkan sosok kami dalam persaingan tenis wanita sepanjang tahun ini," ujar Clijsters yang mendapatkan gelar kedua sejak kembali ke arena profesional pada Agustus 2009

BACA JUGA: DBL Bangkitkan Gairah Remaja Aceh

"Justine bermain dalam level yang sangat tinggi sepanjang turnamen, jadi selamat untuk dia," tambah Clijsters, seperti dikutip Reuters.
   
Clijsters tampak bakal menang dengan mudah jika melihat penampilannya di set pertamaIbu dari Jada Ellie itu mencuri dua kali servis HeninTapi, set kedua menjadi milik Henin yang mematahkan tiga kali servis Clijsters.
   
Kebangkitan Henin berlanjut di set penentuanDia melesat dan unggul 3-0Selanjutnya, giliran Clijsters yang mendapatkan kebangkitanSatu kali mematahkan servis membuatnya menyamakan kedudukan 3-3 dan memaksakan tie-break setelah dua kali menyeleamatkan match-point
     
Hasil tie-break menunjukkan Clijsters lebih siap dalam pertarungan tersebut dan mengarungi persaingan musim ini"Saya sudah merasa begitu hebat kembali dengan hasil seperti ini (final)Saya ingin memberi selamat pada Kim, dia petenis hebat dan memberi saya final yang menakjubkan," ujar Henin.
     
Gelar tersebut menjadi yang ke-36 dalam karir ClijstersSelain itu, Clijsters juga memperbaiki rekor pertemuannya dengan Henin yang sudah menjadi rivalnya sejak berusia 12 tahunClijsters menang 11 kali dari 23 pertemuannya dengan Henin di arena profesional.
     
Sementara itu, petenis Belgia lainnya, Yanina Wickmayer juga menunjukkan potensi besar tenis wanita dari negaranyaDia menunjukkan kepercayaan yang diberikan oleh penyelenggara Auckland Classic di Selandia Baru, tidaklah keliruDia menjadi juara turnamen tersebut setelah mengawali turnamen dari fasilitas wild card.
     
Wickmayer, semifinalis AS Terbuka tahun lalu, mendapat undangan di saat-saat terakhir dan ditetapkan sebagai unggulan ketiga menjelang Hari NatalIni terjadi karena pengadilan Belgia membatalkan larangan bermainnya setelah dia dia dituduh melanggar peraturan doping.
     
Petenis putri berusia 20 tahun itu dilarang bermain tenis karena berulangkali tak melapor keberadaannya untuk tes dopingHal itu dianggap sebagai pelanggaan atas prosedur yang wajib dilaksanakan petenis dalam daftar 50 besar peringkat WTA (Asosiasi Tenis Wanita)"Saya menjalani masa yang berat sebelum datang ke sini dan saya harus berterima kasih kepada penyelenggara yang memberi kesempatan kepada saya untuk bermain di sini," ungkapnya.
     
Di turnamen lain, Qatar Terbuka, final idaman yang mempertemukan Roger Federer (Swiss) dan Rafael Nadal (Spanyol) gagal terwujudFederer terhadang di semifinal setelah dikalahkan unggulan ketiga Nikolay Davydenko (Rusia) 4-6, 4-6Davydenko akan menghadapi Nadal yang menang atas  Viktor Troicki (Serbia) 6-1, 6-3(ady)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sang Badut Kena Cekal


Redaktur : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler