BACA JUGA: Sulit Dapat Visa Angola
Kali ini, Clijsters yang membuktikan diri lebih tangguh.Clijsters menang dalam pertarungan klasik tiga set sepanjang 2 jam dan 24 menit
BACA JUGA: 12 Januari, Menegpora Buka DBL di Aceh
"Pertandingan yang mengagumkanBACA JUGA: DBL Bangkitkan Gairah Remaja Aceh
"Justine bermain dalam level yang sangat tinggi sepanjang turnamen, jadi selamat untuk dia," tambah Clijsters, seperti dikutip Reuters.Clijsters tampak bakal menang dengan mudah jika melihat penampilannya di set pertamaIbu dari Jada Ellie itu mencuri dua kali servis HeninTapi, set kedua menjadi milik Henin yang mematahkan tiga kali servis Clijsters.
Kebangkitan Henin berlanjut di set penentuanDia melesat dan unggul 3-0Selanjutnya, giliran Clijsters yang mendapatkan kebangkitanSatu kali mematahkan servis membuatnya menyamakan kedudukan 3-3 dan memaksakan tie-break setelah dua kali menyeleamatkan match-point
Hasil tie-break menunjukkan Clijsters lebih siap dalam pertarungan tersebut dan mengarungi persaingan musim ini"Saya sudah merasa begitu hebat kembali dengan hasil seperti ini (final)Saya ingin memberi selamat pada Kim, dia petenis hebat dan memberi saya final yang menakjubkan," ujar Henin.
Gelar tersebut menjadi yang ke-36 dalam karir ClijstersSelain itu, Clijsters juga memperbaiki rekor pertemuannya dengan Henin yang sudah menjadi rivalnya sejak berusia 12 tahunClijsters menang 11 kali dari 23 pertemuannya dengan Henin di arena profesional.
Sementara itu, petenis Belgia lainnya, Yanina Wickmayer juga menunjukkan potensi besar tenis wanita dari negaranyaDia menunjukkan kepercayaan yang diberikan oleh penyelenggara Auckland Classic di Selandia Baru, tidaklah keliruDia menjadi juara turnamen tersebut setelah mengawali turnamen dari fasilitas wild card.
Wickmayer, semifinalis AS Terbuka tahun lalu, mendapat undangan di saat-saat terakhir dan ditetapkan sebagai unggulan ketiga menjelang Hari NatalIni terjadi karena pengadilan Belgia membatalkan larangan bermainnya setelah dia dia dituduh melanggar peraturan doping.
Petenis putri berusia 20 tahun itu dilarang bermain tenis karena berulangkali tak melapor keberadaannya untuk tes dopingHal itu dianggap sebagai pelanggaan atas prosedur yang wajib dilaksanakan petenis dalam daftar 50 besar peringkat WTA (Asosiasi Tenis Wanita)"Saya menjalani masa yang berat sebelum datang ke sini dan saya harus berterima kasih kepada penyelenggara yang memberi kesempatan kepada saya untuk bermain di sini," ungkapnya.
Di turnamen lain, Qatar Terbuka, final idaman yang mempertemukan Roger Federer (Swiss) dan Rafael Nadal (Spanyol) gagal terwujudFederer terhadang di semifinal setelah dikalahkan unggulan ketiga Nikolay Davydenko (Rusia) 4-6, 4-6Davydenko akan menghadapi Nadal yang menang atas Viktor Troicki (Serbia) 6-1, 6-3(ady)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sang Badut Kena Cekal
Redaktur : Antoni