Clinton Percaya Diri, Trump Justru Sedikit Unggul Sementara

Rabu, 09 November 2016 – 05:50 WIB
Clinton vs Trump. Foto: AFP

jpnn.com - CHAPPAQUA – Hillary Clinton dan Donald Trump tiba di ujung pencalonan serta rivalitas mereka sebagai kandidat Presiden Amerika Serikat.

Setelah hampir empat bulan berkeliling, masa-masa berdiri di podium dan menyampaikan visi-misi dengan bantuan pengeras suara, kini semua yang ada hanya suara pena menghitamkan pilihan di kertas suara (balot). Ya, Selasa (8/11) waktu setempat, pemilihan dilakukan. Tanpa panggung. Tanpa spanduk.

BACA JUGA: TNI Bantu Sarana Pendidikan di Lebanon Selatan

Dengan pengawalan ketat, Clinton tiba di Douglas Grafflin Elementary School, Kota Chappaqua, Westchester County, Negara Bagian New York. Memakai setelan jas dan celana panjang krem, perempuan 69 tahun itu terlihat semringah. 

Suaminya, Bill, tampak mengiringi langkah sang calon presiden (capres) perempuan pertama Negeri Paman Sam tersebut. Sesekali, pasangan mantan penghuni Gedung Putih itu berbincang.

BACA JUGA: Clinton Dapat Angin Segar dari FBI, Trump Berang

”Saya sangat senang. Sungguh-sungguh senang,” kata Clinton setelah memberikan suaranya di bilik suara. Sebelum meninggalkan tempat pemungutan suara (TPS) yang tidak jauh dari kediamannya itu, mantan menteri luar negeri tersebut menyapa para pendukungnya. Kemarin sekitar 150 pendukung setia Clinton sengaja berkumpul di halaman TPS untuk bertemu langsung dengan sang idola. 

Di hadapan para pendukungnya itu, Clinton mengakui bahwa menggunakan hak suara untuk memilih diri sendiri adalah pengalaman baru. ”Saya sadar sepenuhnya bahwa pilihan saya hari ini akan membuahkan tanggung jawab yang luar biasa. Saya juga tahu ada begitu banyak orang yang masa depannya sangat bergantung pada hasil pemungutan suara kali ini,” paparnya. 

BACA JUGA: Ironis! 2008 Diculik Perompak Somalia, Kini Disandera Abu Sayyaf

Sambil menyalami para pendukungnya, Clinton berjalan ke tengah kerumunan. Dia lantas berbicara tentang pilpres. ”Saya akan melakukan yang terbaik bagi negeri ini jika saya cukup beruntung untuk menjadi pemenang,” ungkapnya. Sesuai rencana, Clinton mengadakan pertemuan terakhir dengan tim suksesnya di Javits Convention Center Selasa malam waktu setempat. Saat itu, hasil penghitungan awal sudah bisa diketahui.  

Clinton memang masih lebih diunggulkan ketimbang rivalnya, Donald Trump. Sampai malam terakhir sebelum 8 November, hasil jajak pendapat masih berpihak pada ibunda Chelsea tersebut. Itu disebabkan pada detik-detik terakhir rangkaian kampanyenya, Clinton dinyatakan tidak bersalah oleh FBI. Keputusan tersebut sukses mengembalikan kepercayaan publik terhadapnya. 

Kemarin Clinton menang di Dixville Notch dengan selisih dua suara lebih banyak daripada Trump. Selama ini penduduk kota kecil di Coos County, Negara Bagian New Hampshire, tersebut memang selalu menjadi yang pertama menggunakan hak suara mereka.

Oleh karena itu, hasil penghitungan suaranya paling cepat diketahui. Dari total delapan pemilih yang ada di sana, empat di antaranya mendukung Clinton. 

Tapi untuk sementara, secara keseluruhan, Trump lebih unggul di New Hampshire. Berdasar hasil penghitungan suara yang sudah masuk dari tiga kawasan, termasuk Dixville Notch, taipan 70 tahun itu menang 32-25 atas Clinton.

Hasil tersebut memang sesuai prediksi sebelumnya. New Hampshire merupakan salah satu negara bagian yang memang cenderung berpihak pada Trump. (afp/reuters/cnn/9news/c6/hep/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kesal, Duterte Batalkan Pembelian 27.000 Senapan Serbu dari AS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler