jpnn.com, JAKARTA - Pakar teknologi pikiran Coach Rheo mengaku prihatin dengan maraknya kasus pelecehan seksual yang terjadi di masyarakat.
Beberapa kasus tersebut justru terjadi di sejumlah lembaga sosial dan pendidikan yang membuat akal sehat miris.
BACA JUGA: Coach Rheo: Metode DOA TRTO Efektif Atasi Stres Akibat Trauma
Coach Rheo mengatakan salah satu penyebab makin tingginya berbagai kasus kekerasan seksual karena mudahnya konten pornografi diakses di cyberspace.
“Orang dengan mudah mengakses ribuan situs porno kapan dan di mana saja," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (14/7).
BACA JUGA: Coach Rheo Ajak Penonton Film Kukira Kau Rumah Menetralkan Beban Emosi
Menurut konseptor Divine Oracular Assistance - Tension Releasing Technique Online (DOA-TRTO) ini, Indonesia malah dapat disebut darurat perilaku kekerasan seksual.
"Kedengarannya menyeramkan, tetapi itulah faktanya. Angka kasus kekerasan seksual pada perempuan dan anak di Indonesia masih tinggi dan malah terus meningkat," ungkapnya.
BACA JUGA: Marak Pelecehan Seksual di Jakarta, Pengamat Transportasi Minta Pos Sapa Ditambah
Data Komnas Perempuan menunjukkan pada 2014, tercatat 4.475 kasus kekerasan seksual. Pada 2015, tercatat 6.499 kasus dan 2016 telah terjadi 5.785 kasus.
“Padahal para korban setidaknya mengalami dampak psikologis. Mengalami trauma mendalam, menahun,” katanya.
Selain itu, kata dia, stres yang dialami dapat menganggu fungsi dan perkembangan otak dan kejiwaan si korban.
Oleh karena itu, dia mengimbau para wanita yang mengalami kekerasan seksual jangan takut melaporkan ataupun meminta bantuan.
Saat ini banyak lembaga dan komunitas yang membantu terkait kekerasan seksual. Termasuk Gading Counseling & Empowerment Center yang didirikannya.
"Teknologi dunia pikiran dan kejiwaan sudah berkembang. Trauma puluhan tahun akibat beban emosi mendalam, bisa dituntaskan dalam satu atau dua kali pertemuan," tuturnya.
Coach Rheo kini membuat kelas baru bertajuk the Art of Living. Sebuah seni untuk menjalani kehidupan yang penuh makna. (jlo/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh