Connected Car Jadi Tren Otomotif Masa Depan

Kamis, 16 Juni 2016 – 16:00 WIB
Connected Car. Foto: Vox Populi

jpnn.com - LONDON - Connected car dikembangkan dan hadir untuk merevolusi pengalaman otomotif. Itu adalah sebuah hasil studi industri yang dilakukan perusahaan konsultan strategi bisnis global Ipsos Business Consulting.  

Connected car adalah sebuah istilah baru yang mengacu pada format mobil masa depan yang berkemampuan swakemudi dan terhubung dengan jaringan internet. Seperti yang diketahyui, memiliki mobil bisa berarti pengeluaran uang yang besar, tingkat stress tinggi dan waktu berkendara yang demikian panjang dan melelahkan.

BACA JUGA: Permintaan Jasa Ekspedisi Meningkat 40 Persen

Saat ini industri otomotif sedang berada di ambang transformasi radikal yang akan menghadirkan connected car sebagai sebuah perangkat komputasi tercanggih yang dapat dimiliki oleh setiap orang.

Country Head Ipsos Business Consulting Korea Per-Henrik Karlsson menyampaikan, Kemungkinan perluasan rekayasa bisnis yang dihadapi oleh para produsen otomotif harus benar-benar dianggap serius dan tidak dapat diremehkan sama sekali.

BACA JUGA: Charoen Pokphand Indonesia Gelontorkan Dividen Rp 475 M

“Faktanya, perusahaan-perusahaan produsen otomotif adalah perusahaan industri berskala besar, namun untuk menyongsong revolusi masa depan ini mereka dituntut zaman untuk bertransformasi menjadi perusahaan-perusahaan analisis data,” kata Per-Henri, Kamis (16/6).

“Karena di masa depan yang tidak lama lagi, mobil berubah peran menjadi perangkat mobile, layaknya perangkat tablet atau smartphone yang sekarang dimiliki banyak orang. Tantangannya amat besar dan ada kemungkinan sejumlah perusahaan otomotif papan atas saat ini tergerus jadi kecil atau hilang sama sekali karena gagal bertransformasi,” imbuhnya.

BACA JUGA: Kementerian ESDM Pangkas Separuh Subsidi Solar

Head Ipsos Business Consulting Eropa Lynn Morgan sependapat dengan Karlsson. Dia menambahkan, kehadiran Connected Car, Connected Healthcare (Layanan kesehatan berbasis internet) dan the Internet of Things (Barang-barang fisik yang memiliki kemampuan berbasis internet) menandai berakhirnya sejumlah teknologi dan temuan besar yang selama ini telah menjadi bagian kehidupan masyarakat sejak zaman Revolusi Industri.

“Kaum industriawan belum pernah mengalami perubahan tranformasional sebesar ini di masa lalu. Sekarang, dapat kita lihat para produsen besar tradisional membentuk kerjasama dengan perusahaan-perusahaan data, peritel dan pengembang aplikasi,” ujarnya.

“Beberapa dari mereka bahkan membeli perusahaan-perusahaan teknologi sebagai bagian dari strategi mereka untuk bersiap menghadapi perubahan. Semua hal ini akan terasa menyenangkan bagi konsumen yang bersiap menjadi saksi pengembangan-pengembangan teknologis dalam skala besar - temuan-temuan teknologi yang belum terlalu lama ini hanya dikenal di dunia science fiction semata,” imbuh Lynn.

Sementara itu, Head Ipsos Business Consulting Indonesia Douglas Cassidy mengatakan, tahap berikutnya dari revolusi teknologi ini menghadirkan peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia.

Peluang-peluang yang ada memperlihatkan kemungkinan Indonesia mampu melakukan lompatan transformasional menuju dunia efisiensi di berbagai bidang seperti misalnya manajemen transportasi.

“Sementara tantangan yang ada terdapat pada usaha mewujudkan infrastruktur teknologi untuk mendukung transfromasi yang terjadi serta usaha untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi yang cukup untuk menciptakan kesejahteraan bagi seluruh anggota masyarakat,” ujarnya. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Percepat Smart City, Telkom Gandeng Huawei


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler