Connie Sebut Jokowi Lakukan Kejahatan terkait Pernyataan Boleh Kampanye di Hadapan Jajaran TNI

Kamis, 25 Januari 2024 – 17:37 WIB
Diskusi "Pemilu Curang Menyoal Netralitas Presiden hingga Laporan Kemhan ke Bawaslu" yang digelar PBHI di Tebet , Jakarta, Kamis (25/1). Foto: Fathan

jpnn.com, JAKARTA - Analis militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie mengkritik pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait keberpihakan politik di Pilpres 2024. Jokowi dianggap melakukan kejahatan politik melalui pernyataannya.

Hal itu disampaikan Connie dalam diskusi "Pemilu Curang Menyoal Netralitas Presiden hingga Laporan Kemhan ke Bawaslu" yang digelar PBHI di Tebet , Jakarta, Kamis (25/1).

BACA JUGA: Baliho Bergambar Prabowo-Gibran dan Jokowi Muncul di Jakarta, Ada Karikatur Gestur Dua Jari

Hadir sebagai narasumber lainnya, yaitu Peneliti BRIN Prof. Poltak Partogi Nainggolan, akademisi Bivitri Susanti, Gufron Mabruri dari Imparsial dan Julius lbrani dari PBHI Nasional.

"Ini yang saya bilang gawat. Gambar kemarin membuat saya merasa presiden sudah tidak mau cuti, tidak mau mundur tapi malah melakukan kejahatan politik. Ini kejahatan terbesar politik. Apa kejahatan terbesar di politik itu? High treason. Dia mengkhianati negara dan sistem demokrasi karena fungsi dia sudah campuradukan sendiri antara posisi sebagai kepala negara, kepala pemerintahan dan kepala rumah tangga," kata Connie.

BACA JUGA: Singgung Gerakan Mahasiswa, Aktivis YLBHI Yakin Kekuasaan Jokowi Tak Berlangsung Lama

Connie menyebut bila presiden bersikeras mendukung apalagi menyatakan dukungan dengan memberi kesan TNI siap mendukung dibelakangnya, maka Kepala Negara wajib menanggung konsekuensi. Salah satunya, dengan mengundurkan diri.

"Jika presiden bersikeras maka menurut saya presiden wajib mengundurkan diri. Ini bukti dia tidak bisa pisahkan antara menjadi Kepala Negara atau Kepala Pemerintahan? Dua fungsi dalam satu individu hanya bisa dipisahkan dengan paham etika," kata Connie.

BACA JUGA: Jokowi Diduga Galang Kekuatan untuk Prabowo-Gibran, Pengamat Ini Merespons, Tajam Banget

Menurut dia, Jokowi pantas dihukum seberat-beratnya. Sebab, menggunakan dan menyatakan kapasitasnya sebagai Kepala Negara untuk mencampuri urusan politik. "Dan itu punishment-nya kalau tidak dipenjara ,ya, death penalty. Sudah disuruh cuti gak mau, mundur nggak mau, malah bisa death penalty. Mending cuti," kata Connie.

Di sisi lain, Connie mengkritik Jokowi yang berbicara dengan latar belakang atribut TNI. Yang dimaksud yakni penyerahan pesawat untuk keperluan TNI.

Jokowi, menurut dia, ingin menunjukkan bahwa di belakang dirinya terdapat jajaran prajurit TNI dan didampingi Panglima TNI dan tiga kepala staf angkatan, dan Menteri Pertahanan.

Connie menilai Jokowi tidak memikirkan bagaimana perasaan para Perwira yang di belakangnya itu ketika berbicara soal politik praktis.

"Menurut saya mengkhianati, bukan hanya mengkhianati negara juga mengkhianati TNI," kata dia.

Connie secara pribadi mengatakan dirinya tak pernah menyimpan dendam. Namun, Connie geram betul dengan sikap Jokowi.

"Saya bukan orang menyimpan dendam, tetapi do not ever try to mess our nation. Jangan pernah mengacak-acak negara. Karena di titik ini mempertahankan kehormatan dan kedaulatan negara sudah bukan urusan TNI/POLRI saja, tapi urusan rakyat Indonesia," kata Connie. (tan/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aktivis: Dukungan Jokowi ke Prabowo-Gibran Makin Terang Benderang


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler