Conquistadores

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Kamis, 24 Juni 2021 – 16:56 WIB
Gelandang bertahan Prancis N'Golo Kante dan penyerang Portugal Cristiano Ronaldo berebut bola. Foto: Twitter@EURO2020

jpnn.com - Para penjelajah dan penakluk dari Eropa pada abad ke-16 mulai menaklukkan negara-negara di Amerika yang sebelumnya sudah mempunyai peradaban yang lebih tinggi dari bangsa-bangsa Eropa.

Petualangan itu melahirkan para "Conquistadores" para penakluk yang menjadi legenda sejarah sampai sekarang.

BACA JUGA: Catat! Ini Jadwal dan Bagan 16 Besar EURO 2020

Bangsa Aztec di Meksiko sudah mempunyai peradaban dan budaya yang tinggi. Bangunan-bangunan yang kokoh dan berbagai ritual menjadi tradisi bangsa Aztec. Salah satu ritual Aztec yang paling dikenal adalah pengorbanan manusia untuk dipersembahkan kepada dewa-dewa.

Budaya penumbalan manusia juga dilakukan dalam ritual untuk menandai peristiwa-peristiwa penting seperti ritual persembahan kepada para dewa, tumbal untuk memulai peperangan, dan tumbal untuk festival keagamaan.

BACA JUGA: Gott ist Tott

Sebuah temuan arkeologi oleh The National Institute of Anthropology and History Meksiko mengungkapkan, bangsa Aztec pernah mengorbankan dan memakan satu detasemen militer Spanyol yang mereka tangkap.

Temuan itu didasarkan pada ekskavasi penggalian bertahun-tahun di Kota Tecoaque. Dalam dialek lokal nama kota itu berarti “tempat mereka memakannya” dalam bahasa Nahuatl, suku Aztec.

BACA JUGA: Mozart

Temuan itu menyebutkan, penduduk Tecoaque menangkap konvoi sekitar 15 laki-laki Spanyol, 50 perempuan, sepuluh anak-anak, 45 prajurit, dan sekitar 350 sekutu dari kelompok pribumi pada 1520.

Para tawanan itu disimpan selama beberapa bulan dan secara bergilir ditumbalkan untuk berbagai upacara ritual.

Ketika kemudian conquistador, para penakluk, dari Spanyol di bawah kepemimpinan Hernan Cortes menguasai wilayah Meksiko, upaya pembalasan dendam pun dilakukan.

Terungkap bahwa Cortes memerintahkan penglima Gonzalo de Sandoval untuk menghancurkan kota Tecoaque sebagai balas dendam pada awal 1521.

Pembantaian dilakukan terhadap seluruh penduduk kota dan tengkoraknya disusun menjadi "menara tengkorak".

Semua yang terlibat dalam penumbalan dibantai, termasuk suku-suku yang berkoalisi dengan Aztec.

Penduduk Tecoaque tahu serangan balasan akan datang. Mereka bahkan melemparkan tulang-tulang orang Spanyol (beberapa di antaranya diukir menjadi piala) serta bukti lain ke sumur. Penduduk kota juga mencoba mendirikan beberapa pertahanan primitif di sepanjang jalan raya kota.

Namun, pasukan Cortes berhasil merangsek masuk dan menguasai kota. Beberapa prajurit yang tinggal di kota berhasil melarikan diri, tetapi wanita dan anak-anak menjadi korban utama. Dari bukti-bukti arkeologi terlihat bahwa kebanyakan korban adalah wanita dan anak-anak.

Temuan ini juga mengungkap kekejaman kedua belah pihak. Hal itu pun membuat Tecoaque menjadi salah satu situs kekalahan terburuk dalam sejarah penaklukan Spanyol pada 1519-1521.

Kekejaman penduduk Tecoaque terlihat dari kepala para wanita Spanyol yang digantung di rak tengkorak bersama kepala para pria.

Analisis tulang mengungkapkan, wanita itu tengah hamil. Ada pula persembahan korban, yaitu tubuh seorang wanita dipotong menjadi dua di dekat sisa-sisa potongan seorang anak berusia tiga atau empat tahun.

Seorang pria Spanyol juga dipotong-potong dan dibakar untuk meniru nasib mitos dewa-dewa era Aztec, salah satunya "El Quinto Sol", atau Matahari Kelima.

Cortes memulai konvoi pada 1519 ke ibu kota Aztec, tempat yang sekarang dikenal sebagai Mexico City. Pada 1521, Cortes berhasil menaklukkan kota yang kini menjadi ibu kota Meksiko tersebut.

Prof. Jared Diamond dalam buku "Guns, Germs, and Steel: The Fate of Human Societies" (1998) menceritakan penaklukan yang relatif singkat oleh Hernan Cortes terhadap suku Aztec. Jumlah pasukan Cortes hanya puluhan saja, tapi bisa menaklukkan suku Aztec di wilayahnya sendiri nyaris tanpa perlawanan.

Itulah titik balik sejarah yang menjadikan bangsa Eropa unggul dan menguasai dunia dalam lima abad terakhir. Kunci semua itu, kata Diamond, adalah penemuan dan penguasaan "guns, germs, and steel" (bedil, kuman, dan besi) oleh bangsa Eropa.

Bangsa Eropa menguasai bedil dan besi yang menjadi cikal bakal teknologi pelayaran dan persenjataan. Bangsa Eropa membawa kuman sebagai senjata biologis yang membawa kehancuran lebih dahsyat bagi penduduk lokal ketimbang perang.

Para conquistador itu sekarang berlaga di ajang Euro 2020.

Dua minggu setelah saling bertempur, sekarang tersisa 16 Conquistador yang memasuki babak 16 besar dan akan saling berhadapan dalam babak knock out.

Beberapa tim unggulan seperti Portugal, Prancis, Belgia, Italia, dan Inggris akan adu nasib.

Selain itu, ada juga tim kejutan yang masuk ke babak 16 besar, antara lain Ceko, Denmark, hingga Swedia.

Mereka punya potensi untuk membuat kejutan. Sementara Austria dan Ukraina juga tidak bisa dianggap remeh.

Akan banyak laga menarik di babak 16 Besar.

Bahkan, akan ada beberapa pertandingan yang disebut sebagai final dini.

Portugal sebagai sang juara bertahan akan menapaki jalan menanjak. Setelah berhasil melewati grup neraka dengan status peringkat tiga terbaik, Portugal dijadwalkan harus bentrok terlebih dahulu melawan salah satu kekuatan besar Eropa saat ini yakni Belgia.

Laga melawan Belgia tentu akan menguras tenaga, fisik, dan mental mengingat sang lawan memiliki ambisi besar untuk mewujudkan merajai Eropa dan dunia lewat generasi emas yang tengah dibangunnya.

Jika lolos dari adangan awal Belgia mungkin akan bertemu Italia yang tampil perkasa selama babak penyisihan. Italia diperkirakan akan menyisihkan Austria. Pertandingan perempat final Italia melawan Portugal mungkin akan sangat seru.

Portugal bisa bertemu lawan makin berat mulai dari Prancis dan Spanyol pada babak semifinal.

Prancis menjadi salah satu favorit karena kualitas pemain-pemainnya yang tinggi. Spanyol masih belum sempurna, tetapi akan sangat potensial kalau sudah ketemu bentuk.

Tim seperti Belanda justru mendapatkan rintangan yang lebih mudah untuk menggapai prestasi terbaik dalam gelaran Euro edisi kali ini.

Di atas kertas Belanda lebih diunggulkan untuk memenangi laga melawan Ceko. Jika Belanda mampu menyingkirkan Ceko, De Oranye ditunggu oleh pemenang antara Wales lawan Denmark.

Kekuatan Wales dan Denmark yang terkadang masih bertumpu pada kualitas individu pemain menjadi sisi yang bisa dieksploitasi Belanda yang sudah menunjukkan kualitas permainan kolektif.

Lawan selanjutnya yang dihadapi Belanda adalah Inggris, Jerman, atau Swedia.

Inggris masih belum moncer, dan Swedia belum konsisten. Jerman akan menjadi salah satu kandidat yang layak untuk juara. Partai Belanda vs Jerman selalu menjadi pertempuran yang seru. Kali ini Jerman lebih diunggulkan dibanding Belanda.

Beberapa tim lain yang berpotensi menjadi kuda hitam antara lain Denmark, Swedia, dan Ceko. Performa brilian yang diperlihatkan ketiga tim tersebut berpeluang mengejutkan babak 16 besar.

Denmark berhasil lolos secara dramatis setelah menelan dua kekalahan pada pertandingan pembuka.

Spirit Cristian Eriksen membawa kemenangan besar melawan Rusia pada laga pemungkas sehingga membuat Denmark lolos. Kejutan Dinamit pada Euro 1992 bisa saja terulang.

Ceko juga sempat merepotkan Grup D yang dihuni oleh Inggris dan Kroasia.

Dengan mengandalkan Patrik Schick, Ceko bisa menjadi ancaman tersendiri bagi lawan-lawannya.

Yang tidak boleh diremehkan adalah Kroasia yang tampil bagus karena permainan brilian Luka Modric.

Semua tim punya kesempatan yang sama. Bukan sepak bola namanya kalau tidak ada kejutan.

Mereka akan saling membunuh dan mengalahkan untuk menjadi Conquistador Eropa. (*)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler