Corona Makin Masif, Depok Kaji Opsi Karantina Wilayah

Minggu, 29 Maret 2020 – 12:37 WIB
Balai Kota Depok. Foto: ANTARA/Foto: Feru Lantara

jpnn.com, DEPOK - Pemerintah Kota Depok Jawa Barat sedang mempelajari opsi local lockdown, menyusul perkembangan sebaran virus corona baru atau COVID-19 di kota itu makin masif.

"Kami sedang buatkan kajiannya yang nanti akan disampaikan kepada Gubernur Jawa Barat sebagai wakil pemerintah pusat di daerah," kata Wali Kota Depok Mohammad Idris dalam keterangan tertulisnya di Depok, yang disiarkan Antara, Minggu (29/3).

BACA JUGA: Jumlah Warga Depok yang Meninggal Lantaran Corona Bertambah

Namun, kata Idris untuk menerapkan opsi itu, pemkot harus menunggu keputusan pusat karena kewenangan ada di sana.

Wali Kota mengatakan dengan melihat perkembangan penyebaran COVID-19 demikian masif di Kota Depok saat ini, sudah seharusnya dilaksanakan karantina wilayah di Jabodetabek.

BACA JUGA: Putri Wakil Wali Kota Depok Kena Lockdown di Spanyol, Ini Ceritanya

Hingga Sabtu (28/3) kemarin, kasus corona terkonfirmasi di Depok sebanyak 29 orang, empat orang sembuh, tiga meninggal.

Kemudian 272 total PDP yang terdiri dari 256 masih dalam pengawasan dan 16 selesai pengawasan.

BACA JUGA: Driver Ojol yang Sempat Kesakitan itu Meninggal Dunia, Ternyata PDP Corona

Sementara total ODP tercatat sebanyak 869, terdiri dari 682 masih dalam pemantauan dan 187 selesai pemantauan.

Idris mengatakan pihaknya telah melakukan langkah-langkah taktis yang dilakukan Gugus Tugas di antarannya koordinasi pusat dan provinsi yang dilakukan secara langsung, penanganan kasus sesuai protokol, tracking pada orang-orang yang kontak erat dan penanganan area sekitar.

"Pengawasan intensif bagi orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP) dan terkonfirmasi positif yang melakukan isolasi mandiri, penyemprotan disinsfektan, sosialisasi secara masif, menggerakkan relawan dan banyak lagi aktifitas gugus tugas yang dilakukan," katanya.

Idris memahami banyaknya keluhan yang disampaikan, hal ini mengingat pandemik COVID-19 ini demikian masif sedangkan peralatan sulit diperoleh terutama APD, disamping itu fasilitas kesehatan yang menangani COVID-19 saat ini kondisinya rata-rata sangat terbatas.

"Kami sudah merencanakan rumah sakit yang didedikasikan untuk COVID-19 yaitu Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) yang saat ini sedang dipersiapkan. Selain itu juga kami rencanakan Rumah Sakit Lapang di area RSUD hingga alternatif menyiapkan ruang sekolah yang akan didedikasikan sebagai tempat penanganan kasus ringan COVID-19," ujar dia.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler