jpnn.com, AGAM - Bupati Agam Sumatera Barat Indra Catri mengakui pertahanan daerahnya yang berbasis nagari dalam mencegah masuknya virus corona akhirnya jebol juga.
Hal ini menyusul ditemukannya kasus positif COVID-19 pertama di Agam, Jumat (1/5).
BACA JUGA: PSBB Sumbar, Begini Strategi Bupati Agam Penuhi Kebutuhan Pokok Warga
Pasiennya adalah pedagang rokok inisial JD, warga Kota Payakumbuh.
Namun, pria 60 tahun tersebut tinggal di rumah anaknya di Jorong Titih, Nagari Padang Tarok, Kabupaten Agam.
BACA JUGA: Masyaallah! 36 Pasien COVID-19 Pasar Raya Padang Pernah Kontak dengan Seribu Orang
Beberapa waktu belakangan, JD memang menginap di rumah anaknya itu.
Bupati Catri telah memerintahkan seluruh jajarannya memonitor dan melakukan tracking terhadap pergerakan JD dan keluarganya beberapa hari sebelumnya.
BACA JUGA: Fakta Corona di Sumbar: Ternyata Ini Kelompok yang Paling Rentan
Temuan itu juga akan menjadi pertimbangan bagi daerah itu untuk memperpanjang status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Monitor dan tuntaskan proses trackingnya. Kami tak mau kecolongan lagi dan ambil risiko. Setelah itu ambil tindakan penanganan, sekaligus memperlihatkan kepada masyarakat bahwa ancaman virus corona itu sangat dahsyat dan nyata. Sekaligus bisa dijadikan argumen untuk melanjutkan PSBB tahap II,” kata Indra Catri, Sabtu (2/5).
Catri menjelaskan bahwa JD dalam kesehariannya selain berjualan rokok, terkadang juga menarik ojek bahkan menjadi sopir angkutan di Kota Payakumbuh.
Di sanalah dia pernah melakukan kontak dengan seorang pasien positif.
“Saat ini yang bersangkutan dirawat di RSAM Bukittinggi bersama dua orang anaknya," ujar Bupati Catri.
Sementara itu, orang yang juga kontak langsung dengan JD, ada empat orang, yakni tiga orang kerabat istrinya dan seorang temannya.
Mereka pun sudah langsung diisolasi di tempat karantina Badan Diklat Depdagri di Baso.
"Kami berharap semuanya belum terpapar dan tidak melakukan banyak kontak langsung dengan masyarakat di sekitarnya. Sehingga rantainya interaksinya di Agam belum terlalu panjang dan melebar," tandas Indra Catri. (fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam