jpnn.com, JAKARTA - Upaya Badan Kepegawaian Negara (BKN) mendigitalkan birokrasi ternyata menjadi lebih cepat akibat pandemi virus corona (COVID-19). Digitalisasi birokrasi yang awalnya tersendat-sendat, kini justru menjadi lebih cepat gara-gara penerapan kebijakan work from home (WFH) dalam rangka memutus penularan virus corona.
Menurut Kepala BKN Bima Haria Wibisana, pihaknya menginisiasi digitalisasi birokrasi selama belasan tahun. Namun, prosesnya seret.
BACA JUGA: Corona Merajalela, Kok Birokrasi Tes COVID-19 Masih Berbelit?
“Tiba-tiba, sang corona dengan sangat mudahnya memaksa semuanya menjadi digital. Waaar biasaaah," ujar Bima melalui akunnya di Facebool.
Tidak hanya Bima dan BKN yang merasakan sisi positif pandemi COVID-19. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang menerapkan konsep belajar dari rumah melalui sistem daring juga merasakan penerapan pembelajaran digital menjadi lebih cepat.
BACA JUGA: Belajar di Rumah, Ortu Murid Minta Diskon SPP dari Sekolah
Sebelumnya Mendikbud Nadiem Makarim menargetkan platform pembelajaran digital diterapkan empat tahun lagi. Namun, sistem belajar daring yang dilakukan di tengah pandemi corona justru mempercepat capaian target itu.
Menurut Nadiem, sistem pembelajaran daring yang diberlakukan saat ini memberikan efek positif baik untuk guru, siswa maupun orang tua. Untuk guru, dalam waktu singkat dipaksa menciptakan pola pembelajaran daring yang menarik dan menyenangkan bagi anak didiknya.
BACA JUGA: Dana THR ASN Sudah Disiapkan, Bagaimana dengan Gaji ke-13?
"Program yang kami targetkan dicapai untuk empat tahun ke depan, akhirnya harus dilakukan dalam tiga bulan ini. Wabah Covid-19 lah yang memaksa guru harus kreatif menggunakan teknologi mencari formula terbaik untuk anak didiknya," kata Mendikbud Nadiem.
Demikian pula bagi siswa yang sebelumnya sudah akrab dengan perangkat teknologi informasi. Belajar secara daring mendisiplinkan mereka dalam memanfaatkan gawai.
Sementara bagi orang tua, belajar daring membuat mereka paham akan betapa beratnya tugas seorang guru. Dari situ ortu bisa tahu tentang apa yang dilakukan guru sejatinya untuk kebaikan siswa.
"Untuk kali pertama, orang tua jadi tahu bagaimana sulitnya menjadi guru. Selama belajar daring, otomatis ortu jadi guru sekaligus pengawas. Saya juga merasakan itu karena harus menjadi guru untuk anak saya. Dari sini, kita harusnya jadi lebih menghargai peranan guru," tuturnya.(esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad