Corona Mewabah, Ribuan Orang Nekat Gelar Tablig Akbar di Gowa

Rabu, 18 Maret 2020 – 05:00 WIB
Peserta Ijtima Dunia 2020 Zona Asia di Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Foto: ANTARA/HO/Int

jpnn.com, MAKASSAR - Di saat pemerintah menggalakkan gerakan sosial distancing karena wabah Corona, masih ada saja yang nekat melakukan pertemuan yang melibatkan banyak orang. Seperti yang terjadi di Gowa. Rencananya, Kamis sampai Ahad (19-22 Maret) di Pakkatto, Gowa, Sulawesi Selatan, bakal digelar tablig akbar dengan tema Itjimak Dunia Zona Asia. Pertemuan itu akan dihadiri ribuan orang dari berbagai penjuru tanah air dan wilayah Asia.

Sejumlah peserta pertemuan terlihat mulai berdatangan. Aparat keamanan tak bisa berbuat banyak. Langkah yang bisa dilakukan hanyalah melokalisir. "Kalau kami bubarkan bisa saja, tapi dampaknya nanti, bahaya buat kita," ujar Kapolda Sulsel Irjen Pol Mas Guntur Laupe saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (18/3).

BACA JUGA: Jumlah Positif Covid-19 di Jateng Bertambah, Seruan Social Distancing Meluas

Menurut dia, langkah awal saat ini yang diambil adalah melokalisir tempat pertemuan tersebut.

Kata Mas Guntur, sebenarnya pihak kepolisian tidak mengeluarkan izin untuk acara itu namun panitia tak mengindahkannya. "Bisa saja kami larang, tolak, suruh bubar, tapi bisa lebih besar mudharatnya dari pada itunya (dampak). Kemungkinan nanti, seandainya juga dilaksanakan, apa boleh buat, kita tetap amankan, mengawasinya walaupun tidak diberikan izin," ungkap Mas Guntur.

BACA JUGA: Social Distancing saja Tidak Cukup Mencegah Virus Corona, Ini Saran Penting WHO

"Mereka memaksakan tetap melanjutkan kegiatannya. Alasan mereka bahwa persiapan sudah setahun lalu. Malah sudah kumpul-kumpul uang dari jemaah semuanya," kata Guntur.

Menurut Mas Guntur, pertemuan itu tak hanya dihadiri warga Indonesia tapi juga dari warga asing. Namun, kata dia, warga asing ini sudah datang sebelum wabah Corona merebak.

BACA JUGA: Negara Pandemi Corona, 5 Pejabat Malah Pelesiran ke Eropa, Bupati Marah-marah

"Ada warga negara asing. Dan itu sudah datang di Indonesia, sebelum isu corona ada, mereka sudah ada. Itukan jamaah tablig, mereka berpidah-pindah tempat di masjid, sambil menunggu pembukaan acara besok," ujarnya.

Selain itu, pengawasan dan pemeriksaan kesehatan ketat wajib diberikan, mengingat sehabis pertemuan itu, siapa yang tahu dua tiga hari kedepan, setelah para jamaah bubar, mereka langsung ke masjid-masjid yang menjadi tempat persinggahannya.

Soal WNA yang ikut dalam pertemuan akbar itu, perwira tinggi Polri ini menegaskan, diberikan tempat khusus dan tidak dicampur dengan warga Indonesia, sebagai bagian dari pencegahan dini.

Kapolda menambahkan bagi warga lokal telah diimbau untuk tidak mengikuti kegiatan yang dimaksud. Selain tidak mendapat izin, ini juga sangat penting karena berkaitan dengan masalah COVID-19.

Secara terpisah Gubernur Sulsel HM Nurdin Abdullah saat wawancara langsung di salah satu televisi nasional menegaskan kegiatan itu tidak berizin dan dilakukan lokalisasi.

"Katanya, menurut mereka belum dapat pemberitahuan, (soal tidak diberi izin). Kita sekarang terus memantau kesehatan mereka. Jadi satu-satu mereka datang kita cek. Dan sekarang kita lokalisir, pak Kapolda juga sudah menurunkan personel untuk berjaga-jaga," katanya.

Berdasarkan infomasi yang diperoleh di lapangan, saat ini peserta Ijtima Dunia yang sudah hadir di lokasi sebanyak 8.694 orang, termasuk 411 orang WNA dari sembilan negara seperti Pakistan, India, Malaysia, Thailand, Brunei, Timor Leste, Arab Saudi, Bangladesh dan Filipina. Rencana pembukaan akan berlangsung Kamis 19 Maret dan berakhir 22 Maret 2020. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fajar W Hermawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler