Thailand telah melaporkan 535 kasus baru virus corona dalam sehari. Ini merupakan kenaikan harian terbesar di negara yang sebelumnya dianggap telah berhasil mengendalikan pandemi virus corona. Sebanyak 90 persen lebih dari 500 kasus baru di Thailand tidak menunjukkan gejala Jam malam dan pembatasan lainnya diberlakukan di provinsi tersebut hingga 3 Januari Thailand dianggap sebagai kisah sukses awal dalam penanganan pandemi
BACA JUGA: Pertama Kali Terjadi, Taman Impian Jaya Ancol Bakal Tutup di Malam Tahun Baru
Lebih dari 500 kasus berasal dari tempat industri makanan laut di negara tersebut, di mana terdapat banyak pekerja migran.
Wabah baru ini muncul di sebuah pasar udang di provinsi Samut Sakhon, sebelah barat daya Bangkok pada hari Jumat.
BACA JUGA: Penularan dari Klaster Pantai Utara Sydney Bertambah, Lockdown Lagi deh
Kasus pertama dilaporkan terjadi pada seorang perempuan berusia 67 tahun.
Direktur Jenderal Departemen Pengendalian Penyakit, Opas Karnkawinpong, mengatakan pada konferensi pers bahwa 516 kasus baru ditemukan setelah pengujian dilakukan terhadap 1.192 pekerja migran.
BACA JUGA: Begini Cara Anak Buah Anies Merusak Rencana Tahun Baruan Warga Jakarta Utara
Menurutnya, lebih dari 90 persen peserta tidak menunjukkan gejala. Sebanyak 535 kasus baru dilaporkan pada Sabtu (19/12).
Pejabat kesehatan Kiatiphum Wongrajit mengatakan, pihak berwenang kini sedang melakukan tes terhadap 10.000 pekerja dari Myanmar, dengan total target pengetesan sebanyak 40.000 orang.
"Kami mengharapkan lebih banyak kasus [sebagai hasil dari tes]," katanya seperti dikutip Bangkok Post.
Jumlah keseluruhan infeksi virus corona di Thailand kini mencapai lebih dari 4.900, dengan 60 kematian.
Sebelum wabah baru ini merebak, jumlah kasus harian terburuk di Thailand adalah 188 kasus pada 22 Maret. Negara ini belum pernah mencatat lebih dari 50 kasus harian sejak 25 April.
Mayoritas pekerja migran di Samut Sakhon berasal dari Myanmar, negara di mana infeksi wabah virus corona yang dialaminya jauh lebih buruk daripada Thailand, yang dipuji otoritas kesehatan atas tindakan awal yang diambil dalam membatasi penyebaran virus.
Myanmar telah mencatat lebih dari 115.000 kasus dan lebih dari 2.400 kematian.
"Meskipun ada kemungkinan infeksi akan lebih banyak ditemukan di komunitas warga asing sekitar pasar udang, mereka adalah kelompok yang berisiko rendah karena dalam berusia produktif dan sehat," kata Dr Opas. Photo: Thailand adalah negara pertama di luar China yang mendeteksi kasus COVID-19 pada bulan Januari, tetapi dengan cepat mampu mengendalikan virus itu. (AP: Sakchai Lalit)
Langkah-langkah ketat, termasuk pembatasan mulai pukul 10:00 malam sampai 05:00 pagi, akan diambil di provinsi Samut Sakhon akan diberlakukan hingga 3 Januari.
Sebagian besar dari kasus lokal sebelumnya ditemukan pada orang yang menjalani karantina setelah melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.
Sebagian besar kasus terbaru Thailand adalah kasus impor.
Lonjakan kasus datang tepat ketika Thailand berusaha menghidupkan kembali industri pariwisata yang hancur akibat pandemi.
Pada hari Kamis, Thailand melonggarkan pembatasan untuk memungkinkan lebih banyak turis asing datang kembali.
Pemerintah Thailand memperkirakan kedatangan sekitar 8 juta turis asing pada 2021, naik dari 6,7 juta turis yang diperkirakan berkunjung ke negara itu tahun ini.
Sebagai perbandingan, turis tahun 2019 lalu mencatat rekor sebanyak hampir 40 juta orang.
Diproduksi Hellena Souisa dari artikel dalam bahasa Inggris di sini.
Ikuti berita seputar pandemi Australia dan lainnya di ABC Indonesia.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Apa Kabar, Pak Anies Baswedan?