jpnn.com, YERUSALEM - Israel memasuki masa karantina wilayah (lockdown) nasional ketiga pada Minggu (27/12), di tengah upaya vaksinasi negara tersebut demi mengekang kemunculan kembali gelombang infeksi COVID-19.
Pembatasan itu akan berlangsung setidaknya dua pekan, sembari menunggu keputusan akhir oleh kabinet penanggulangan virus corona.
BACA JUGA: Reaksi Keras FPI soal Isu Normalisasi Indonesia dan Israel
Mulai pukul 17.00 waktu setempat (pukul 22.00 WIB), seluruh masyarakat diwajibkan untuk tetap berada dalam radius 1.000 meter dari rumah mereka, kecuali untuk pergi ke tempat kerja yang dikategorikan "esensial", mencari perawatan medis, menghadiri proses hukum, dan berolahraga.
Sementara itu, restoran dan toko ditutup, kecuali untuk layanan pengiriman.
BACA JUGA: Muslim Paling Berpengaruh di Dunia, Erdogan Mengaku Pengin Bersahabat dengan Israel
Berbeda dengan dua lockdown sebelumnya, taman kanak-kanak, sekolah untuk anak di bawah usia enam tahun, dan sekolah menengah untuk kelas 11 dan 12 akan tetap dibuka selama masa lockdown kali ini.
Kementerian Keuangan Israel dalam sebuah pernyataan pekan lalu memperkirakan bahwa penerapan kembali lockdownakan merugikan perekonomian negara tersebut sekitar 3 miliar shekel baru sepekan.
BACA JUGA: Microsoft, Facebook, dan Google Cs Tuntut Perusahaan Spyware Asal Israel
Sehari sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dirinya optimistis upaya vaksinasi negara itu akan membantu mengalahkan pandemi, seiring Israel memasuki pekan kedua program vaksinasi COVID-19.
Namun, untuk tahap saat ini, hanya orang tua, orang yang berisiko tinggi, dan tim medis saja yang menerima vaksin.
Menurut Netanyahu, Israel dapat menyediakan hingga 150.000 suntikan vaksin per hari hingga 1 Januari 2021.
"Karena setiap orang membutuhkan dua suntikan, setelah satu bulan kita akan sudah memvaksinasi 2,25 juta warga Israel," ujar perdana menteri itu.
Dengan populasi sekitar 9 juta jiwa, Israel mencatat total 400.099 kasus COVID-19 dengan 3.222 kematian, demikian dilaporkan kementerian kesehatan negara itu pada Minggu pagi. (xinhua/ant/dil/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Adil