Microsoft, Facebook, dan Google Cs Tuntut Perusahaan Spyware Asal Israel

Selasa, 22 Desember 2020 – 23:33 WIB
Keamanan siber. Ilustrasi: Daily Telegraph/Alamy

jpnn.com - Sejumlah raksasa teknologi, termasuk Google mendukung langkah Facebook menuntut perusahaan pembuat spyware asal Israel, NSO ke Pengadilan Banding.

Dikutip dari Reuters, Selasa, Microsoft, Cisco, Google, VM Ware (milik Dell Technologies) dan Internet Association mengajukan berkas ke Pengadilan Banding untuk Sirkuit Kesembilan, Court of Appeals for the Ninth Circuit.

BACA JUGA: BSSN Kuatkan Strategi Keamanan Siber Demi Mendorong Ekonomi Digital

Raksasa teknologi itu menyatakan bahwa memberikan kekebalan kedaulatan pada NSO akan mengakibatkan perkembangan teknologi peretasan dan "lebih banyak pemerintah asing dengan perangkat pengawas yang berdaya dan berbahaya".

Mereka juga khawatir perangkat tersebut akan jatuh ke tangan yang salah dan digunakan untuk kejahatan.

BACA JUGA: Innalillahi, Istri Polisi Tewas Bersimbah Darah, Pelaku Dikepung Massa

Facebook tahun lalu juga mengajukan tuntutan ke NSO karena spyware yang disusupkan ke WhtasApp untuk mengintai lebih dari 1.400 orang di seluruh dunia.

NSO dalam kasus tersebut berargumen mereka seharusnya mendapatkan "kekebalan kedaulatan", sovereign immunity, langkah hukum yang melindungi pemerintah asing dari tuntutan, karena menjual perangkat pengintai ke polisi dan agen intelijen.

BACA JUGA: Kasus Peretasan WhatsApp Vs NSO Masuk Babak Baru

NSO kalah dalam kasus tersebut di Pengadilan Distrik Utara California pada Juli lalu, kemudian mereka mengajukan banding ke pengadilan Sirkuit Kesembilan.

NSO belum berkomentar atas tuntutan baru ini, tetapi menilai perangkat mereka dibuat untuk memerangi kejahatan.

Perusahaan teknologi Citizen Lab beberapa waktu lalu mengeluarkan laporan bahwa NSO dipasang di tiga lusin ponsel milik jurnalis, produser, pembawa berita dan pejabat di media jurnalistik Al Jazeera di Qatar dan seorang jurnalis Al Araby TV di London.

NSO juga disebut berkaitan dengan pembunuhan jurnalis Washington Post Jamal Khasoggi, yang dimutilasi di konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.

Video blogger Omar Abdulaziz, teman Khasoggi, mengatakan kematian sang jurnalis disebabkan oleh kemampuan pemerintah Arab Saudi untuk mengintai pesan WhatsApp mereka.

NSO sudah membantah keterlibatan mereka di kasus Jamal Khasoggi, namun, tidak berkomentar soal apakah perangkat mereka digunakan untuk mengintai jaringan sang jurnalis. (ant/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler