CPRO Mampu Meningkatkan Penjualan dan Ebta di Masa Pandemi

Rabu, 18 November 2020 – 23:16 WIB
Paparan publik PT Central Proteina Prima Tbk. Foto: dok. CPRO

jpnn.com, JAKARTA - PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) membukukan kenaikan penjualan hingga triwulan ketiga 2020 sebesar Rp5,6 triliun.

Angka tersebut sedikit meningkat dari periode yang sama pada 2019, yakni sebesar Rp5,5 triliun.

BACA JUGA: Penjualan Produk MLM Dongkrak Pemasukan Negara Rp14,7 Triliun

Dua unit usaha yang mencatat performa dengan pertumbuhan yang cukup baik adalah pet food dan ekspor frozen seafood.

Unit pet food membukukan kenaikan penjualan sebesar Rp522 miliar hingga September 2020 lalu, atau naik 57,9 persen dibanding periode tahun sebelumnya.

BACA JUGA: Joe Biden Menang, Potensi Pasar Mainan Anak Dari Indonesia ke AS Sangat Besar

Sedangkan unit ekspor frozen seafood membukukan penjualan sebesar Rp832 miliar, naik 26.8 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019.

Kenaikan itu terjadi pada pasar Eropa sekitar 40-45 persen, Amerika Serikat 30-35 persen, Jepang 15-20 persen dan sisanya negara tujuan export lain seperti China, Rusia, Philippines, Canada, dan negara lainnya.

BACA JUGA: Seperti ini Cara Asosiasi Eksportir Lobster Benahi Tata Niaga Ekspor

Direktur Utama CPRO Hendri Laiman mengatakan, nilai penjualan hingga akhir 2020 diperkirakan akan naik dari pencapaian pada 2019 di kisaran Rp7,4 hingga 7,5 triliun dengan EBITDA tahun 2020 diperkirakan akan mencapai Rp725-750 miliar.

"Kami menargetkan pertumbuhan penjualan ditahun 2021 sekitar 5 persen dengan target EBITDA antara Rp750-800 miliar,” kata Hendri Sulaiman, saat menghadiri Rapat Umum Pemegang SahamTahunan ( RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) CPRO di Jakarta, baru-baru ini.

Keyakinan ini berdasarkan pengalaman Perseroan selama tahun 2020 dimana sektor makanan masih merupakan sektor yang cukup dapat bertahan karena masyarakat masih membutuhkan nutrisi dari produk ikan dan udang.

Selain itu, kata dia, Perseroan juga meyakini Pemerintah Indonesia dan pemerintah di negara-negara maju akan berupaya keras mendorong daya beli masyarakat guna meningkatkan konsumsi melalui berbagai program andalan.

Sampai dengan bulan September 2020, Perseroan telah merealisasikan capex sebesar Rp45 miliar dan mengestimasikan tambahan capex sebesar Rp40 miliar di triwulan 4 2020.

Mayoritas pengeluaran capex didominasi untuk peningkatan kapasitas produksi pakan dan makanan hewan kesayangan, serta  penambahan gudang di pabrik di Sepanjang dengan estimasi Rp61 miliar. Juga ekspansi pembibitan udang di Aceh Rp5 miliar, dan peremajaan fasilitas produksi yang ada sebanyak Rp19 miliar.

Rencana capex pada 2021 juga telah dianggarkan untuk mendukung pertumbuhan bisnis Perseroan diperkirakan mencapai Rp102 miliar.

Hal itu terdiri dari biaya peremajaan fasilitas lama dan sekaligus peningkatan kapasitas produksi pakan dan makanan hewan kesayangan sebesar Rp65 miliar, penambahan kapasitas produksi pembibitan udang sebesar Rp13 miliar dan peremajaan fasilitas unit usaha selain kedua unit bisnis di atas sebesar Rp24 miliar.

Selain merencanakan peningkatan kapasitas produksi untuk merespons kenaikan penjualan, Perseroan juga optimistis bahwa proses restrukturisasi obligasi anak perusahaan Perseroan Blue Ocean Resources Pte Ltd yang sedang dalam proses negosiasi dan diskusi dengan para pemegang obligasi akan mencapai kesepakatan pada 2020 dan akan tuntas pada tahun depan.(jlo/ant/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler