jpnn.com, SOLOK SELATAN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok Selatan (Solsel) mengimbau masyarakat tetap waspada menghadapi badai dan angin kencang yang melanda saat ini.
Hal itu menyusul rusaknya delapan unit rumah sepanjang Januari ini.
BACA JUGA: Pasien Rabies di Solsel Terpaksa Dirujuk ke Singapura
Kepala BPBD Solsel Editorial mengatakan, peringatan dini tersebut didasarkan keadaan cuaca di Solsel berangin disertai badai sejak satu Minggu belakangan ini.
“Cuaca ekstrem ini telah berdampak pada kerusakan terhadap rumah warga. Terhitung pada Senin (22/1), terdapat delapan rumah mengalami kerusakan pada atapnya. Mulai dari yang langsung terbang terbawa angin hingga rusak akibat tertimpa pohon,” katanya.
BACA JUGA: Pelayaran sudah Berangsur Kembali Beroperasi
Laporan yang diterima BPBD, tiga unit rumah tertimpa pohon di Kecamatan Sungaipagu. Sementara lima unit lagi atapnya diterbangkan angin di Kecamatan Sangir dan Pauhduo.
Tidak hanya berdampak pada kerusakan rumah, angin kencang juga sudah mengganggu jaringan listrik akibat pohon tumbang.
BACA JUGA: Cuaca Buruk, Sejumlah Kapal Gagal Berangkat
Sehingga menimpa kabel listrik dan membuat aliran listrik terputus.
“Hal itu terjadi pada Rabu (17/1) lalu di Pekonina, Nagari Alam Pauh Duo, Kecamatan Pauhduo. Kondisi angin kencang ini, masih terus berlanjut hingga saat ini bahkan diprediksi hingga Februari. Bukan tidak mungkin, nantinya akan berpotensi menimbulkan dampak buruk lainnya,” ujarnya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Solsel Dalwison, meminta masyarakat senantiasa waspada menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi akibat cuaca buruk.
“Kami dari BPBD akan tetap siaga dan melakukan pemantauan kondisi cuaca serta penyebarluasan informasi potensi bencana.
Mudah-mudahan tidak terjadi bencana serupa lagi atau yang lebih buruk,” pungkasnya.
Bupati Solsel Muzni Zakaria juga mengimbau, agar masyarakat melaporkan keberadaan pohon- pohon besar di sekitar rumah masing-masing yang berpotensi tumbang. Tujuannya demi meminimalisir dampak bencana yang mengancam nyawa maupun materil.
“Pohon-pohon yang kiranya membahayakan agar dilaporkan kepada petugas dan instansi terkait untuk ditebang, tentunya dengan catatan tanpa ganti rugi. Pemerintah daerah memiliki anggaran untuk penebangan pohon ini,” ujarnya.
Sebut Bupati, masih banyak pohon- pohon yang membahayakan yang berusia 30 tahun ke atas di sekitar rumah warga dan di pinggir-pinggir jalan yang berpotensi tumbang. Seperti pohon kelapa, pinang dan durian.
“Daun kelapa juga berpotensi membahayakan. Jika sudah tua, akan mudah jatuh bila dilanda angin. Intinya, masyarakat harus lebih berhati-hati dan tetap waspada. Sebab, bencana akibat cuaca buruk tidak bisa diprediksi,” tukasnya. (jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cuaca Ekstrem, Nelayan Setop Melaut
Redaktur & Reporter : Budi