jpnn.com - TANJUNGPINANG - Cuaca ekstrem mengakibatkan Kapal Roro Bahtera Nusantara 01 rute Pelabuhan Tanjunguban, Kabupaten Bintan - Pulau Penagi, Kabupaten Natuna dan Pulau Matak, Kepulauan Riau, tidak dapat berlayar.
Kepala Dinas Perhubungan Kepri Junaidi belum dapat memastikan kapan kapal itu dapat berlayar kembali.
BACA JUGA: BMKG Minta Masyarakat Pantau Kondisi Cuaca Sebelum Melakukan Perjalanan
“Tergantung cuaca,” kata Junaidi di Tanjungpinang, Kepri, Minggu (25/12).
Dia mengatakan bahwa panduan pihaknya adalah pantauan cuaca yang dilakukan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
BACA JUGA: Kapal Terbalik dan Tenggelam, 3 Selamat, 2 Hilang, Basarnas Terus Melakukan Pencarian
“Kalau BMKG menyatakan berbahaya karena cuaca ekstrem, maka kapal tidak akan berlayar,” ungkap Junaidi.
Dia menyampaikan ASDP berencana supaya Kapal Roro Bahtera Nusantara 01 kembali berlayar pada Rabu (28/12).
BACA JUGA: Cuaca Ekstrem Akibatkan Pohon Tumbang di Makassar, Empat Korban Dilarikan ke RS
Rencana itu dapat dilaksanakan bila cuaca tidak ekstrem berdasarkan hasil pantauan BMKG.
"Kalau cuaca ekstrem, harus ditunda lagi. Pokoknya, keselamatan awak kapal dan penumpang harus diutamakan," kata Junaidi.
Menurut dia, Kapal Roro Bahtera Nusantara 01 di Pelabuhan Tanjunguban tidak diizinkan berlayar pada 23 Desember 2022.
Seluruh penumpang, barang dan kendaraan milik penumpang tersebut dikeluarkan dari kapal, setelah BMKG mengumumkan peringatan dini terkait gelombang laut di Natuna yang mencapai 6 meter dan Anambas 4 meter pada saat itu.
Pihak ASDP mengembalikan uang pembelian tiket kepada penumpang.
Namun, Kapal Bukit Raya dari Pelabuhan Kijang, Bintan menuju Natuna dan Anambas masih berlayar pada hari yang sama.
Kapal itu menjadi alternatif bagi warga untuk berangkat ke Natuna dan Anambas.
"Penumpang tetap dapat berangkat dengan menggunakan Kapal Bukit Raya. Alhamdulillah, aman," katanya.
Dia mengimbau seluruh pihak pengelola jasa transporasi laut untuk berpedoman pada hasil pantauan cuaca yang dilakukan BMKG.
"Bila cuaca ekstrem, jangan paksakan untuk berlayar karena berakibat fatal," pungkas Junaidi. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi