Cucu Bung Karno Setuju Prabowo-Gibran Disebut Pasangan Neo-Orba

Rabu, 08 November 2023 – 17:25 WIB
Ketua Umum Yayasan Pendidikan Soekarno yang juga cucu dari proklamator RI Soekarno, Dade Marhaendra bersuara soal penilaian bahwa pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka adalah perwujudan dari Neo-Orde Baru (Orba). Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Yayasan Pendidikan Soekarno yang juga cucu dari proklamator RI Soekarno, Dade Marhaendra bersuara soal penilaian bahwa pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka adalah perwujudan dari Neo-Orde Baru (Orba).

Menurut dia, pernyataan politikus senior PDIP Djarot Saiful Hidayat itu cukup akurat mengingat situasi pemerintahan saat ini yang akrab dengan praktik KKN.

BACA JUGA: Soal Putusan MKMK, Tim Kampanye Nasional Pastikan Prabowo-Gibran Tetap Berlayar

"Perilaku KKN kembali dipraktekkan oleh penguasa saat ini, sebagai bagian dari abuse of power yg dilakukan secara terstruktur, sistematis dan masif," kata Dade kepada wartawan, Senin (6/11).

Dia menjelaskan bahwa sistem politik saat Orde Baru pun ditandai dengan maraknya KKN.

BACA JUGA: Jokowi Sanjung Prabowo saat Buka Rakernas LDII, Dukungan Makin Jelas

Politik KKN tersebut yang kemudian ditentang oleh masyarakat hingga akhirnya membuat keruntuhan rezim.

Pada masa reformasi sekarang ini, menurut Dade, perilaku KKN semacam itu seolah kembali muncul. Salah satu contohnya adalah pencalonan Gibran Rakabuming Raka (GR), putra sulung Presiden Jokowi sebagai calon wakil presiden.

BACA JUGA: Barisan Pengusaha Pejuang Diketuai Bobby Nasution Dukung Prabowo-Gibran

"Yang sebetulnya secara UU Pemilu tidak memenuhi syarat karena faktor usia, namun dipaksakan untuk tetap menjadi cawapres dengan menggunakan MK sebagai lembaga pemberi legalitimasi," tambah dia.

Menurutnya, putusan yang diambil Ketua MK yang merupakan paman dari Gibran pun juga menjadi salah satu indikator nepotisme kental terjadi.

"Ini jelas bentuk nepotisme. Nepotisme dapat terjadi karena pimpinan tertinggi melakukan korupsi atas kekuasaan yang dimilikinya untuk mempengaruhi lembaga lain guna memenuhi ambisinya," tambahnya.

Serangkaian upaya tersebut dinilai putra dari almarhumah Rachmawati Soekarnoputri ini sebagai bentuk abuse of power pemerintah.

Hal tersebut juga menjadi tindakan penghianatan kepada rakyat, bangsa dan negara. Termasuk, kata dia, pelecehan atas demokrasi serta nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.

"Sangat bertentangan dengan falsafah Pancasila," cetusnya.

Sebelumnya, Djarot menyinggung pencalonan Gibran yang berkaitan dengan putusan kontroversial Mahkamah Konstitusi (MK).

Djarot menyebut demokrasi telah mati dan MK telah dikebiri. Dia mengatakan rakyat cerdas dan telah bersikap atas penyimpangan hukum di MK.

"Ganjar-Mahfud MD pastikan akan terus perkuat demokrasi. Bersama kita hadapi Prabowo-Gibran sebagai cerminkan Neo-Orde Baru masa kini," ujar Djarot dalam keterangannya, Minggu (5/11).

Karena itu, Djarot mengajak parpol koalisi pengusung Ganjar-Mahfud Md bergerak menghadapi hal itu. (dil/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler