jpnn.com, SAMARINDA - Bocah berusia 8 tahun inisial AHS yang biasa dipanggil Ahtar, diduga menjadi korban penganiayaan yang dilakukan ayah tirinya, RNP.
RNP menghilang bersama istrinya, AW, ibu kandung bocah malang itu. Entah kapan kejadian pastinya penyiksaan itu. Karena hingga Rabu (3/7) tak seorang pun mengetahui keberadaan pasutri yang juga membawa Ahtar kabur itu.
BACA JUGA: Mahasiswi Dihajar Kekasihnya Sendiri
Kabar penyiksaan itupun tersebar luas di media sosial (Medsos) Facebook (FB) dan Istagram (IG). Postingan itu membuat netizen iba dan marah. Kabar itu pertama kali diunggah Guspian Nur, paman Ahtar.
Postingan Guspian tersebar luas hingga telah dibagikan sebanyak 287 kali dan memancing munculnya 2.672 komentar.
BACA JUGA: Deni Emosi Pergoki Istri Bersama Pria Lain, Banjir Darah
Ironis. Karena penyiksaan terhadap Ahtar justru diketahui bahkan disaksikan oleh AW, ibu kandungnya. Penyiksaan itu terjadi di rumah mereka di Jalan Kedondong Dalam, Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu. Sayang, ibu kandung Ahtar hanya diam melihat keberingasan suami keduanya tersebut.
BACA JUGA: Mama Suli, Perempuan Paranormal Itu Tewas dalam Kondisi Mengenaskan
BACA JUGA: Kakak Ibu
Netizen begitu kasihan dengan Ahtar. Tak sedikit yang kesal dan marah kepada kedua orangtua yang tak bertanggung jawab itu. Informasi yang diunggah melalui medsos ini semakin menarik perhatian, karena Ahtar adalah anak satu-satunya dari putri pertama keluarga terpandang serta berpendidikan tinggi di Kota Samarinda.
Dari penulusuran Samarinda Pos (Jawa Pos Group), Ahtar merupakan cucu dari salah satu petinggi dan pejabat penting di rektorat Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda.
Guspian Nur yang pertama kali mengupload kabar penyiksaan itu. Dalam postingannya, Guspian juga memberi keterangan mengenai kronologis kejadian.
Minggu 30 Juni 2019 lalu, kakek dan nenek Ahtar datang berkunjung ke Mal Lembuswana untuk menemui Ahtar. Tempat yang dituju kakek dan nenek Ahtar itu adalah counter ponsel di lantai 3 mal yang diketahui usaha milik RNP dan mantan istrinya berinisial RN.
Ketika bertemu Ahtar, kakek dan nenek itu terkejut melihat kondisi wajah dan bagian tubuh cucunya yang penuh luka. Luka itu terdapat di bagian bibir dan pergelangan kaki Ahtar.
Walau luka itu menimbulkan kecurigaan, namun RNP dan AW masih bisa beralibi. Keduanya kompak menyebut bahwa luka di tubuh Ahtar akibat terjatuh di sekolah.
Namun kakek dan nenek Ahtar tidak percaya begitu saja. Untuk mengobati kecurigaan dan rasa penasaran, kakek dan nenek itu meminta agar cucunya mau ikut menginap di rumahnya. Tapi permintaan itu ditolak AW. Ibu Ahtar itu tak mengizinkan. Ahtar baru boleh menginap di rumah kakeknya, keesokan harinya.
Senin (1/7), kabar tak mengenakan diterima Guspian Nur, istrinya beserta kakek dan nenek Ahtar. Kabar itu mengenai kondisi Ahtar yang kabarnya mengkhawatirkan. Ahtar kabarnya disiksa RNP menggunakan besi dan kertas yang dibakar.
Kakek, nenek, tante korban yang merupakan istri Guspian Nur bermaksud hendak menjemput Ahtar di counter ponsel RNP. Mereka berniat melaporkan kejadian itu ke polisi. Tapi RNP keburu mengetahui niat itu. Sehingga Ahtar pun ditarik dan dibawa kabur.
Tak diketahuinya keberadaan Ahtar membuat perasaan Guspian Nur dan keluarganya semakin waswas. Mereka berusaha mencari ke sejumlah tempat. Namun tidak membuahkan hasil.
Guspian Nur yang coba dihubungi awak media belum memberikan pernyataan apapun. Dalam pesan WhatsApp (WA) pada salah seorang awak media, Guspian Nur menyebutkan masih mau meminta izin kepada mertuanya untuk berbicara kepada wartawan.
"Nanti saya hubungi lagi. Saya mau ngomong dulu dengan bapak ibu. Kasihan kondisi mereka (bapak ibu)," tulis Guspian Nur.
Peristiwa yang kini tengah viral itupun menjadi perhatian polisi. Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Vendra Riviyanto telah memerintahkan jajarannya untuk melakukan penyelidikan.
BACA JUGA: Suami Heran Istri Selalu Minta Turun di Depan Gang, Berujung Kematian
"Saya belum mengetahui apakah sudah ada laporan resmi atau tidak terkait kabar yang viral di medsos itu. Tapi kami tetap melakukan pendalaman untuk memastikan benar tidaknya kejadian itu dengan mencari keberadaan orang-orang yang disebar di medsos itu," terang Vendra. (oke/nha)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemuda Pembegal Nenek Saminah Panik, Motornya Sampai Ketinggalan di TKP
Redaktur & Reporter : Soetomo