Curiga Ada Skenario di Balik Maraknya Calon Tunggal dalam Pilkada

Sabtu, 08 Agustus 2015 – 18:46 WIB
Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang. Foto: Dokumen JPNN.com

jpnn.com - ‎JAKARTA - Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang menyatakan, ada skenario dibalik maraknya calon tunggal dalam pemilihan kepala daerah (pilkada). Skenario ini terkait dengan kepentingan politik atau ambisi politik calon yang didukung partai.

Ada‎ tujuh daerah yang hanya memiliki satu pasangan calon. Sehingga, pelaksanaan pilkada di sana terancam ditunda hingga 2017.‎ Menurut Sebastian, sebenarnya ada calon lain yang ingin maju dalam pilkada.

BACA JUGA: Anak Buah Prabowo Nilai Calon Boneka pada Pilkada tak Masalah

"Kalau dicermati ‎tujuh daerah yang sekarang ini masih tetap calon tunggal, itu sebetulnya bukan tidak ada calon yang lain. Ada, tetapi mereka tidak mau mendaftar. Artinya si calon dengan partai politik ini kerja sama untuk menyetop pilkada pada tahun 2015, lalu diundur ke 2017. Ini kan bagian dari skenario," kata Sebastian usai diskusi "Retaknya Pilkada Serentak" di Cikini, Jakarta, Sabtu (8/8).

Karena itu, Sebastian menyatakan, penyelenggara pemilu harus mengidentifikasi partai-partai mana yang sudah memberikan dukungan kepada calon-calon tertentu, tapi mereka tidak mendaftar. ‎Mereka harus mendorong partai supaya calonnya mendaftar di KPU.

BACA JUGA: 26 BUMN Rugi Diminta Ikut Unjuk Gigi Rayakan HUT RI

Apabila mereka tidak mau mendaftar, Sebastian mengatakan, harus dibuat kesepakatan supaya partai tersebut tidak mencalonkan orang yang sama pada pilkada tahun 2017. Pasalnya, mereka telah menyandera agenda nasional demi kepentingan pribadi.

"Kalau dibiarkan terus menerus menurut saya upaya seperti ini akan dilakukan terus ke depan," ‎tandas Sebastian.(gil/jpnn)

BACA JUGA: Kuota 30 Ribu CPNS untuk Honorer K2 Ditiadakan Tahun Ini

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Yuddy Bantah Ada Permainan dalam Penetapan Tunjangan Kinerja Pegawai


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler