jpnn.com - JAKARTA - Sejumlah pihak mendesak dilakukan penyelidikan independen terkait tabrakan beruntun yang melibatkan dua bus Transjakarta dan dua Kopaja, Senin (16/6) pagi. Karena kuat dugaan, kecelakaan itu terjadi akibat kondisi bus Transjakarta yang tidak layak jalan, bukan karena kelalaian pengemudi seperti yang diungkapkan pihak Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta.
Menurut Pengamat Transportasi dan Forum Warga Kota Jakarta (Fakta), Azas Tigor Nainggolan, statemen Kepala Dishub DKI, Muhamad Akbar yang menyebut kecelakaan karena kelalaian pengemudi terkesan terburu-buru.
BACA JUGA: Pengusaha DKI Pro Jokowi-JK
"Harusnya dilakukan penyelidikan independen dulu. Karena ada kemungkinan kecelakaan disebabkan kondisi bus yang tidak layak jalan,"ÃÂ ujar Tigor kepada INDOPOS (JPNN Group), kemarin (16/6).
Tigor yang juga mantan Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) ini mengatakan, berdasarkan kajian yang dilakukannya, hampir 50 persen bus Transjakarta yang beroperasi di Ibu Kota dalam kondisi tidak layak jalan. Mulai dari kondisi rem yang tipis hingga rawan terjadi tabrakan, ban botak, serta, bodi bus yang berkarat. Pada sisi lain, para pengemudi busway juga masih banyak yang ugal-ugalan.
BACA JUGA: KPAI Dorong LPSK Lindungi Korban JIS
"ÃÂSaya sering melihat sendiri pengemudi busway menerobos lampu lalu lintas. Itu menandakan mereka tidak tertib lalu lintas dan berpotensi membahayakan keselamatan masyarakat," cetusnya.
Tigor menyampaikan, dugaan kondisi bus tidak layak jalan sebagai penyebab kecelakaan tidaklah mengada-ada. Itu dibuktikan pada kasus korupsi bus berkarat beberapa waktu lalu, yang membuat geger dan meresahkan warga DKI.
BACA JUGA: Polisi Segera Garap Kepsek dan Guru JIS
Apalagi, mantan Kepala Dishub DKI, Udar Pristono sudah ditetapkan sebagai tersangka, menjadi bukti ada yang salah dalam pengelolaan busway.
"Seluruh masyarakat tahu, kalau kondisi busway banyak yang tidak layak jalan. Jadi kalau ada dugaan kecelakaan beruntun karena kondisi bus yang rusak, itu tidaklah mengada-ada," tegasnya juga.
Sebelumnya, Kepala Dishub DKI Jakarta, Muhamad Akbar mengatakan kecelakaan diduga terjadi karena kelalaian sopir bus Transjakarta. Hal tersebut terlihat dari kronologi kecelakaan yakni bus Transjakarta menabrak tiga bus lainnya saat sedang antre menurunkan penumpang.
"ÃÂDalam kejadian ini punya kecenderungan sopir teledor. Dia kan nabrak dari belakang," katanya.
Namun demikian, lanjut Akbar, pihaknya tidak mau gegabah dalam menjatuhkan sanksi. "ÃÂInformasi awal, kecelakaan terjadi karena sopir Transjakarta telat mengerem. Tapi, kita akan melakukan evaluasi. Kita baru dapat info ada tabrakan, tapi detailnya belum tahu," ungkapnya.
Seperti diketahui, kecelakaan beruntun empat bus terjadi sekitar pukul 07.55 WIB di Halte Busway Monumen Nasional (Monas), Jalan Medan Merdeka Jakarta Pusat, Senin (16/6). Kecelakaan itu melibatkan dua bus Transjakarta dan dua bus Kopaja AC, antara lain Bus Transjakarta gandeng dengan nomor polisi B 7562 TGA dan B 7501 TAG serta dua bus Kopaja AC yang masing-masing bernomor polisi B 7611 DG dan B 7700 YR.
Akibat kecelakaan itu, jalur busway dekat halte Busway Monas bertaburan pecahan kaca. Terlihat bus Transjakarta gandeng B 7562 TGA bertengger di jalur busway dengan kondisi rusak parah bagian depan.
Menurut Ifan, petugas Dishub DKI Jakarta di lokasi kejadian mengatakan bus Transjakarta Damri 5089 menabrak bus Kopaja 010 yang sedang menurunkan penumpang.
Lalu, Kopaja AC 010 menabrak bus Kopaja AC 059 di depannya. Kecelakaan karambol terus berlanjut, karena bus Transjakarta Damri bernomor kode 5066 juga ditabrak dari belakang. Kerusakaan yang dialami bus Transjakarta Damri 5089 depan hancur, kerusakan Kopaja AC 010 dan AC 09 depan belakang ringsek. Untuk kerusakan bus Transjakarta Damri 5066, bodi belakang mesin hancur. Dalam kejadian itu belasan penumpang mengalami luka ringan.(wok/indopos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Geledah JIS, Polda Sita Kamera dan Flashdisk
Redaktur : Tim Redaksi