jpnn.com, JAKARTA - Salah satu tokoh Islam yang menentang gerakan Hamas di Palestina adalah Abdulhakim Idris.
Abdulhaskim merupakan Direktur Center for Uyghur Studies (CUS). Lewat beberapa artikelnya, Abdulhakim memojokkan Hamas di Palestina.
BACA JUGA: Israel Pakai Surah Al-Ankabut Ayat 14 untuk Siasat Lumpuhkan Hamas
Efeknya, Hamas yang dicap sebagai teroris oleh sebagian pihak mengaitkannya dengan aksi bela Palestina di Indonesia.
Teranyar, Bitung, Sulawesi Utara juga sempat bergejolak namun berakhir damai.
BACA JUGA: Para Profesor UI Bicara Soal Aksi Boikot Produk Israel, Menohok!
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrurrozi atau Gus Fahrur bereaksi atas tudingan CUS kepada Hamas.
“Jangan dicampuradukkan dan dirusak solidaritas kemanusiaan kita dengan sentimen soal Hamas,” tegas Gus Fahrur, Jumat (8/12/23).
BACA JUGA: Umat Islam Indonesia Perlu Mewaspadai Pemikiran yang Memojokkan Hamas
Gus Fahrur menjelaskan, pembelaan Hamas hanya sebagai kelompok teroris merupakan hal yang rumit. Komunitas internasional, yang diwakili oleh badan-badan internasional, memang berupaya mengobjektifikasi dan menguraikan definisi terorisme secara ketat, tetapi klasifikasinya masih sumir.
“PBB beserta Uni Eropa, Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang, Australia, Paraguay, Organisasi Negara-Negara Amerika, dan Mesir memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris. Sementara, negara-negara lain seperti Swiss, Norwegia, Rusia, Brasil, Turki, dan China, tidak memasukkannya,” ujar Gus Fahrur.
Lebih lanjut, menurut Gus Fahrur, hal tersebut adalah persoalan lama antarmereka di Palestina, yakni Hamas dan Fatah, dan memang ada perbedaan sikap yang semoga segera dapat bersatu untuk kemerdekaan Palestina.
“Terlepas dari kontroversi Hamas dan Fatah, penindasan Israel atas Palestina harus dihentikan, kejahatan kemanusiaan yang tidak boleh dilakukan,” tegas Gus Fahrur.
PBNU menyatakan sikap kepada Palestina adalah soal kemanusiaan.
“Kita fokus kepada tragedi kemanusiaan saja dan satu kata dengan pemerintah untuk menolak penjajahan Israel atas bangsa Palestina,” katanya.
Aksi bela Palestina di Indonesia masif digelar. Teranyar, MUI menyerahkan bantuan kemanusiaan untuk Palestina sebesar Rp 25 miliar.
Sebanyak Rp 2 miliar di antaranya dari galangan donasi dari aksi Bela Palestina di Monas pada 5 November 2023.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari