Daerah Ini Masuk Zona Merah Malaria Tertinggi

Jumat, 28 April 2017 – 06:28 WIB
Menteri Kesehatan Prof. dr. Nila Djuwita F. Moeloek. FOTO: Malut Post/JPNN.com

jpnn.com, TERNATE - Daerah timur wilayah Indonesia masih masuk zona merah dalam kategori daerah endemis tinggi malaria. Salah satunya adalah Maluku Utara (Malut) yang menyumbang pengidap malaria tertinggi setelah Maluku.

Bahaya penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk anopheles itu, sudah sejak lama dilakukan penangan dan pencegahan, tetapi belum ada tanda-tanda bisa memenanginya atau memberantasnya.

BACA JUGA: Setelah Aset Pemprov Diserahkan, Perbaikan dan Renovasi Akan Langsung Dilakukan

Hingga kini, nyamuk masih menjadi spesies yang menimbulkan kematian tertinggi bagi manusia di Indonesia.

Hal itu diungkapkan Menteri Kesehatan Prof. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, saat menghadiri acara Jambore Malaria Nasional ke-10 serta Jambore Fasilitator PLA Malaria ke-3 di Ternate yang dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan, Kamis (27/4) seperti dilansir Malut Post (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Aset Bandara Babullah Diserahkan, Gubernur Malut Berharap Nasib Pegawai Aman

Di hadapan Wakil Gubernur Malut M Natsir dan delapan bupati dan dua wali kota yang turut hadir dalam acara puncak kemarin, Nila mengungkapkan, beberapa wilayah di Indonesia bahkan telah dikategorikan sebagai daerah zona merah penderita malaria, seperti Papua, Papua Barat Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Maluku, dan Malut.

"Malut sendiri saja penyumbang tertinggi pengidap kasus malaria itu," ujarnya.

BACA JUGA: Pembunuhan Bidan Cantik, Terduga Terlacak Lewat HP

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu juga mengatakan salah satu Malut ditunjuk sebagai tuan rumah Jambore Nasional ke-10 yang bertempat di Kota Ternate ini lantaran Malut termasuk dalam penyumbang kasus malaria tertinggi di Indonesia timur.

"Semoga dengan kegiatan yang dilaksanakan di Ternate ini, dapat membawa angin segar bagi masyarakat Malut dalam mencegah penyakit mematikan itu,"terang Menteri kelahirang 11 april 1949 itu.

Dia optimis Malut bisa mengusir nyamuk pembawa penyakit mematikan tersebut. "Usir penjajah saja masyarakat Malut bisa, kenapa nyamuk nggak bisa. Saya berharap 2020 Malut bebas dari Malaria," tambahnya sembari mengapresiasi Kota Ternate sebagai salah satu kota dengan sangat genjar melakukan pencegahan malarai dengan menanam pohon pengsusir nayamuk di setiap kelurahan.(tr-05/jfr)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tragedi Pembunuhan Bidan Cantik Picu Ketegangan


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler