SUKU Dinas Peternakan dan Perikanan pemerintah kota administrasi (Pemkot) Jakarta Selatan, melakukan inspeksi mendadak dan pemeriksaan Laboraturium terhadap ayam potong yang berada di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (3/8) dini hari kemarinDari 41 sempel yang diambil, empat daging terbukti mengandung formalin
BACA JUGA: Perbaikan Jalan di DKI Dikebut Lagi
Dalam sidak itu, petugas mendatangi setiap penjual ayam potong, lalu mengambil beberapa potong bagian ayam untuk dijadikan sampel penelitian dan uji tes kandungan formalin yang diduga sudah tercampur dengan daging
BACA JUGA: Jam Kerja Dipotong, Tetap Saja PNS Bolos
Terdiri dari satu usus ayam, dan tiga ayam potong.Kepala Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan Chaidir Taufik mengatakan, bagi para pedagang yang kedapatan menjual daging ayam potong tidak layak konsumsi hanya diberikan teguran
BACA JUGA: Ratusan Guru TKK Tuntut Jadi PNS
“Petugas akan memprosesnya secara hukum,” ujarnya pada wartawan kemarin.Kasudin menambahkan, ayam yang sehat yaitu ayam yang berlendir dan cirinya bisa dilihat bila siang ayam tersebut dikerubungi lalatBerbeda dengan ayam berformalin, kulitnya keset atau tidak berlendirDan bila siang ayam potong tersebut tidak dikerubungi lalat.
Rencananya, sidak maupun razia terhadap daging dan ikan di Pasar Tradisional maupun Modern seperti ini, akan terus dilakukan petugas hingga menjelang hari Raya Idul Fitri nanti
Sementara itu Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Timur menggelar razia di sejumlah pasar, kemarin (03/08)Walhasil, dari razia tersebut petugas berhasil menyita 19 ekor ayam tiren (mati kemarin) yang berasal dari pedagang di Pasar Perumnas Klender, Jakarta Timur.
Menurut Kepala Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Timur Edy Santoso, razia dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga ibu kota yang akan mengonsumsi dagingTerlebih, saat bulan puasa, kebutuhan akan daging cenderung meningkat“Selain merazia, kami juga menyosialisasikan perbedaan antara daging yang layak untuk dikonsumsi dengan yang tidak layak konsumsi,” ujar Edy Santoso.
Edy mengatakan, secara kasat mata, bedanya sangat jelas, daging atau ayam berformalin, baunya menyengat tajam, warnanya pucat dan tidak dihinggapi lalatSedangkan daging gelonggongan, bentuknya lebih besar, jika ditekan akan keluar air“Sebab daging tersebut telah dimasukkan air agar terlihat besar,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Kasie Pengawasan dan Pengendalian Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Timur Sabdo KurniantoMenurut dia, ke-19 ayam tiren itu langsung diamankan untuk selanjutnya dimusnahkanPedagangnya hanya dimintai keterangan dan tidak diberikan sanksiSebab, petugas tidak menemukan adanya transaksi jual beli terhadap ayam tiren tersebutSeluruh ayam disembunyikan pedagang berinisial S, di dalam ember yang diletakkan di bawah meja dagangannya.
“Seluruh ayam tiren ini belum dijual, masih disimpan di dalam emberMakanya kami sita dan akan dimusnahkan,” papar Sabdo.Razia kali ini dilakukan secara manual, tidak menggunakan peralatan laboratorium seperti dilakukan dua pekan sebelum RamadanSebab, untuk mengetahui daging gelonggongan dan ayam tiren atau berformalin itu secara kasat mata dapat dilihat dengan jelas(ibl/mos)
Bahaya Formalin dalam Jangka Panjang
1. Bila terhirup
Menimbulkan sakit kepala, ganggua pernafasan, batuk-batuk, radang selaput lendir hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi pada paru Efek neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah dan keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi dan daya ingat berkurang
2. Bila terkena kulit
Apabila terkena kulit kulit terasa panas,mati rasa serta gatal-gatal serta memerah,kerusakan pada jari tangan, pengerasan kulit dan kepekaan pada kulit dan terjadi radang kulit yang menimbulkan gelembung .
3. 3Bila terkena Mata
Jika terkena mata bahaya yang menonjol terjadinya radang selaput mata
4Bila tertelan
Jika tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan ,muntah-muntah dan kepala pusing dan rasa terbakar pada tenggorokan.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Waspadai Penembak Misterius
Redaktur : Tim Redaksi