jpnn.com - SURABAYA - Masyakarakat Surabaya tampaknya, harus lebih berhati-hati dalam membeli daging di pasaraan. Pasalnya, pemerintah Provinsi Jatim mengindikasikan adanya daging impor tak layak konsumsi yang beredar di pasaran. Bahkan, meski sudah dilarang masuk ke Surabaya, ternyata daging impor itu masih beredar bebas di pasar-pasar.
Temuan itu dilontarkan mantan Kadis Peternakan Jatim drh Sigit Hanggono. ''Ini sesuatu yang memprihatinkan. Sebab, daging-daging impor ini yang beredar sebenarnya tidak layak dikonsumsi,'' katanya. Menurut dia, daging-daging tersebut, bila di tempat asalnya, sebenarnya digunakan untuk pakan ternak.
''Ironisnya, di Jatim malah dikonsumsi masyarakat,'' tuturnya. Sigit kemudian menyebutkan ciri-ciri daging itu. Daging tersebut berwarna pekat dan tidak segar. Harganya pasti murah. ''Selain itu, ketika dikirim ke Jatim dengan kondisi beku, akan timbul hormon dan lemak yang tidak baik dikonsumsi. Boleh dibilang, itu sebenarnya daging busuk,'' tuturnya.
Untuk itu, Sigit menyarankan, jika hendak mengimpor daging, sebaiknya tidak berupa daging. Tetapi, langsung berupa sapi impor. ''Karena datang dalam keadaan hidup sehingga dipastikan segar dan layak dikonsumsi,'' lanjutnya. Hal tersebut juga tidak mematikan industri daging sapi. Misalnya, jagal sapi dan rumah potong hewan (RPH).
Sigit menambahkan, berdasar penelusuran, daging impor biasanya ditemukan di kawasan Berbek Industri, Margomulyo, dan Pasar Ngagel, Surabaya. ''Saya menyarankan masyarakat agar berhati-hati dalam membeli daging. Kalau perlu, dirasakan tekstur dan kekenyalan daging yang ada,'' tegasnya. (ano/mas)
BACA JUGA: Jatah Puskesmas Obati 150 Penyakit
BACA ARTIKEL LAINNYA... Honor Dipotong, Penggali Kubur Demo
Redaktur : Tim Redaksi