Dahlan Iskan Membayangkan Kapolri Sedang Sumpek

Minggu, 28 Agustus 2022 – 14:48 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat rapat kerja dengan Komisi III DPR, Rabu (24/8). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kolumnis kondang Dahlan Iskan menggambarkan beban yang tengah dihadapi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, akibat kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Brigadir J tewas ditembak oleh Bharada E dalam peristiwa pembunuhan berencana yang didalangi oleh mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

BACA JUGA: Siapa Pengirim Karangan Bunga yang Minta Irjen Ferdy Sambo Jangan Gentar?

Melalui tulisan berjudul Bola Api, Disway edisi Minggu (28/8), Dahlan menulis DPR telah kompak memuji Kapolri terkait kasus Brigadir J.

Pujian itu tecermin dari rapat dengar pendapat (RDP) Komisi III DPR dengan Kapolri dan jajarannya untuk membahas penanganan peristiwa Duren Tiga Jakarta, beberapa hari lalu.

BACA JUGA: Kasus Brigadir J, Analisis Reza tentang Kepentingan Putri Candrawathi, Soal Cinta, Oh

"Penanganan kasus pembunuhannya memang sudah menggelinding sampai ke kejaksaan. Akan tetapi opini publik sudah berkembang jauh," tulisan Dahlan Iskan.

Saking jauhnya, kasus pembunuhan itu telah merembet sampai ke urusan mafia judi, tambang batu bara ilegal, tambang nikel gelap, dan lembaga di luar struktur Polri, bahkan sampai ke soal gaya hidup hedonis di lingkungan kepolisian.

BACA JUGA: Brigadir J Tewas di Rumah Irjen Ferdy Sambo, Haris Azhar Singgung Agenda Polri

Menurut Dahlan, istilah ''saweran Sambo sampai di mana-mana'' juga muncul di sekitar perkara itu, padahal Farel yang menyanyi di halaman istana saja tidak ada yang menyawer.

Dia juga menulis bahwa istilah 'oknum' kini tidak laku lagi, padahal biasanya kata oknum bisa menjadi jalan keluar di banyak kasus yang menyangkut aparat, termasuk di Polri.

Dahlan menulis kasus Ferdy Sambo tidak bisa lagi dibilang ulah oknum, karena rombongannya begitu massal, bahkan yang diperiksa saja sudah 93 personel polisi.

"Belum lagi yang namanya disebut di skema-skema yang beredar di medsos," tulisan Dahlan.

Hal itu menurutnya menjadi beban bagi Kapolri Jenderal Listyo, karena terlalu banyak yang harus ditindak. Tidak sedikit juga tekanan, baik dari dalam, luar, bahkan bawah dan atas.

"Saya bisa membayangkan betapa sumpek suasana kebatinan Kapolri," lanjut Dahlan. (disway/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler