jpnn.com, JAKARTA - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersikap adil memberikan perlakukan yang sama terhadap Vaksin Nusantara seperti yang telah dilakukan kepada bahan medis yang digunakan untuk vaksinasi Covid-19 buatan Sinovac, Tiongkok.
"Mungkin sebaiknya BPOM didorong untuk adil dengan memberikan fasilitas yang sama seperti saat vaksin Sinovac akan digunakan," kata Dahlan Iskan dalam “Beranda Ruang Diskusi" bertema "Setahun Pandemi, Apa Kabar Vaksin Anak Bangsa?" yang dipandu Eko Ardiyanto dan digelar secara virtual, Jumat (26/2) siang.
BACA JUGA: Sultan: Tim Riset dan Pengembangan Vaksin Nusantara Pantas Diberikan Rasa Hormat
Menurut Dahlan, BPOM fair bila prosedur dan perlakuan terhadap vaksin buatan Sinovac juga harus diterapkan sama seperti kepada Vaksin Nusantara.
"Fair dalam artian kemudahan apa, fasilitas apa yang pernah diberikan kepada Sinovac itu juga harus diberikan kepada Vaksin Nusantara ini, minimal itu,” ujar Dahlan.
BACA JUGA: Polemik Vaksin Nusantara, Begini Reaksi Tegas Melki Laka Lena
Ia menjelaskan Vaksin Nusantara yang digagas mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto kini menunjukkan perkembangan menggembirakan setelah lulus uji klinis tahap I.
Vaksin Nusantara berbeda secara metode penggunaan dibanding lainnya. Oleh karen aitu disebut vaksin terapi. Vaksin terapi ini mampu mengalahkan Covid-19 dengan hanya sekali pakai, sehingga lebih awet dan murah.
BACA JUGA: Komentari Vaksin Nusantara & Terawan, Mahaguru Intelijen Singgung Kapitalis hingga Nobel Kesehatan
“Betul-betul diteliti 28 orang yang sudah menjalani dalam waktu yang cukup, dan dalam penelitian yang cukup, tidak ada efek samping, kemudian memang timbul imunitas," kata Dahlan.
Menurut dia, bila lulus uji klinis dan memperoleh izin edar dan diproduksi, maka vaksin karya anak bangsa ini akan menjadi kebanggaan Indonesia di tengah perlombaan vaksin global.
"Terlalu banyak negara-negara besar dan negara miskin yang antre menunggu vaksin, kenapa tidak dari kita?" ujar Dahlan Iskan.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena mengaku telah menerima laporan mengenai hasil uji klinis sementara yang menyimpulkan kekebalan tubuh dari penggunaan Vaksin Nusantara berjalan baik.
"Uji klinis tahap satu bagus, tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya. Antibodi yang dihasilkan tinggi sekali," jelasnya.
Menurutnya, BPOM pun perlu mendorong bahkan bila diperlukan ikut terlibat meneliti lebih jauh keunggulan Vaksin Nusantara. "Bukan cuma menunggu laporan dari tim, tetapi BPOM menjadi tim yang terlibat, misalnya (mengatasi persoalan) kurang prosedur,” katanya.
Melki menegaskan pihaknya akan memberi dukungan penuh terhadap semua pengembangan vaksin dalam negeri sesuai ketentuan yang berlaku. (boy/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Boy