jpnn.com - BOGOR - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengaku tak mau ambil pusing menyikapi berbagai anggapan miring terkait tentang dirinya. Hal ini dikatakannya menjawab pertanyaan salah satu mahasiswa dari Jambi, saat menjadi pembicara 'Forum Indonesia Muda' di Universitas Pakuan, Bogor, Jawa Barat, Kamis (31/10).
Bekas Dirut PLN ini juga selalu selektif dalam menanggapi dugaan miring yang menyangkut kinerja ataupun dirinya, maka itu tidak semua hal langsung ia tanggapi.
BACA JUGA: Nurpati Jenguk Mallarangeng di Rutan KPK
"Tentang berita miring saya menanggapi proporsional, kalau semua ditanggapi, habis energi untuk itu. Nanti kita enggak pernah bisa kerja," ujar Dahlan dihadapan ratusan mahasiswa dari seluruh universitas di Indonesia itu.
"Tapi ada juga yang saya tanggapi, seperti tentang kerugian PLN Rp37 triliun. Saya jelaskan daripada rakyat mati lampu, lebih baik saya bakar solar dan saya siap masuk penjara untuk itu," imbuhnya.
BACA JUGA: Tri Dianto: KPK Seharusnya Periksa Ibas dan SBY
Lebih lanjut Dahlan juga jelaskan bahwa dirinya pernah bertekad untuk tidak lagi mau bekerja, karena ingin menikmati hidup pascaoperasi ganti hati beberapa tahun lalu. Namun karena saat itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memintanya untuk menangani masalah krisis listrik, Dahlan akhirnya menerimanya.
"Iya saya memang tidak lagi mau bekerja mencari uang. Namun Pak SBY mengajak saya memimpin PLN yang waktu itu krisis listriknya sangat parah. Setelah saya menerima masa saya kerja biasa-biasa saja, hanya mau jabatannya saja? Saya tidak mau seperti itu," bebernya.
BACA JUGA: Hakim Asal Parpol Diminta tak jadi Calon Ketua MK
Hal yang sama juga diterapkan Dahlan ketika dia dipercaya oleh Presiden menjabat sebagai Menteri BUMN. "Demikian juga saat jadi Menteri BUMN, apa saya biasa-biasa saja, kan tidak. Saya harus tanggungjawab dengan bekerja sekeras-kerasnya. Itulah bentuk komitmen dan tanggungjawab saya," pungkas pria asal Magetan ini. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tri Dianto Ngaku Dengar Ada Aliran Dana Haram ke Kongres Demokrat
Redaktur : Tim Redaksi