Dahlan, JK dan Mahfud Bisa Tentukan Kemenangan Jokowi

Survei SMRC: Faktor Cawapres Semakin Menentukan di Pilpres

Minggu, 04 Mei 2014 – 15:19 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pasca-pemilu legislatif, ternyata elektabilitas Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden (capres) kian turun. Karenanya, faktor figur yang akan mendampingi Jokowi di pemilu presiden (pilpres) Juli nanti akan sangat berpengaruh pada kemenangan capres yang diusung PDI Perjuangan itu.

Hal itu merupakan kesimpulan survei terakhir yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) selama 20-24 April lalu terhadap 2040 responden pemilik hak pilih di pemilu. Dalam hasil survei terakhir SMRC, kalaupun pilpres digelar hari ini dengan tiga pasang capres maka tak ada capres yang bisa meraih suara di atas 50 persen.

BACA JUGA: Sesepuh PPP Dikunjungi Jokowi, Romy Tegaskan Belum Koalisi

Artinya, pilpres akan berlangsung dua putaran. “Yang akan ke putaran kedua pada September nanti adalah Jokowi versus Prabowo,” kata Sirodjuddin Abbas, peneliti senior SMRC saat paparan hasil survei bertema “Koalisi Untuk Calon Presiden: Elite Vs Massa Pemilih Partai” di Jakarta, Minggu (4/5).

Dipaparkannya, dari simulasi terhadap lima capres ternyata elektabilitas Jokowi di angka 44,3 persen. Di bawahnya ada Prabowo dengan 28,4 persen, sedangkan Aburizal yang sudah menyandang capres Golkar hanya 9 persen.

BACA JUGA: Demokrat Anggap Visi Misi Jokowi Masih Abu-abu

Di bawahnya ada nama Dahlan Iskan dengan elektabilitas 3,1 persen. Meski demikian dari survei SMRC juga diketahui bahwa elektabilitas Dahlan masih yang tertinggi di antara  11 peserta konvensi capres di Partai Demokrat. Elektabilitas Dahlan di  konvensi adalah 16,5 persen.

Yang terakhir ada nama Mahfud MD dengan elektabilitas 1,7 persen. “Sisanya masih ada 13,4 persen yang menjawab belum tahu,” papar Abbas.

BACA JUGA: Tunjuk Khofifah Jadi Jurbir, Jokowi Akomodir Tokoh Perempuan

Dari survei itu juga disimpulkan bahwa andai pilpres sampai putaran kedua maka ada peluang Jokowi kalah maupan menang. Demikian halnya dengan Prabowo yang juga punya peluang menang maupun kalah di putaran ekdua.

”Kalau dilihat trend yang ada, Jokowi cenderung melemah dan Prabowo menguat. Dua bulan ke depan Jokowi bisa dikalahkan Prabowo bila salah memilih pasangan dan salah menerapkan strategi kampanye. Jadi wakil punya efek pada Jokowi,” kata Abbas.

Selanjutnya, SMRC membuat simulasi pilpres dengan tiga pasang capres, yakni Jokowi lawan duet Prabowo-Hatta Rajasa dan Aburizal Bakrie-Wiranto. Jika Jokowi bersanding dengan Mahfud MD, maka elektabilitasnya 47,6 persen. Angka itu masih di atas pasangan Prabowo-Hatta yang hanya 27,4 persen dan Aburizal-Wiranto 12,2 persen.

Sedangkan dari simulasi duet Jokowi-Jusuf Kalla, elektabilitasnya turun menjadi 46,1 persen. Namun angka itu masih tertinggi dibanding pasangan Prabowo-Hatta (28,5 persen) dan Aburizal Bakrie-Wiranto (12,1 persen).

Tokoh yang secara elektoral juga tinggi menjadi penamping Jokowi adalah Dahlan Iskan. Andai ada duet Jokowi-Dahlan maka elektabilitasnya adalah 44,6 persen. Meski tak setinggi duet Jokowi-Mahfud atau Jokowi-Kalla, namun elektabilitas Jokowi-Dahlan masih melebihi Prabowo-Hatta  (29,4 persen) dan Aburizal-Wiranto (12,2 persen).

Simulasi lainnya adalah duet Jokowi-Basuki T Purnama yang memiliki elektabilitas 44,1 persen. Terakhir ada duet  Jokowi-Riyamizard Ryacudu dengan elektabilitas 41,8 persen. Meski demikian baik berduet dengan Basuki maupun dengan Ryamizard, elektablitas Jokowi di pilpres dengan tiga pasang calon masih tetap tertinggi.

Sementara elektabilitas Ical tak beranjak dari angka 12 persen. “Khusus Pak Ical ini memang sudah nyaman sepertinya di angka itu. Sulit mau diapa-apakan,” kata Abas.

Sedangkan dari simulasi dua pasang calon antara Jokowi kontra Prabowo, maka pengaruh figur cawapres akan semakin terlihat. Dalam simulasi dua pasangan, SMRC menempatkan kubu Jokowi kontra duet Prabowo-Ahmad Heryawan (Aher). Pemilihan Aher sebagai pendamping Prabowo karena mayoritas pemilih PKS (45 persen) memang lebih memilih capres yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu.

Andai pilpres digelar hari ini dengan hanya dua pasangan, untuk sementara ini Jokowi memang masih unggul di atas 15 persen dibanding Prabowo. Baik simulasi Jokowi dengan Mahfud, JK ataupun Dahlan, elektabilitasnya masih di atas Prabowo-Aher.

Dari simulasi SMRC, jika Jokowi menggandeng Mahfud maka elektabilitasnya adalah 52,8 persen. Sedangkan Prabowo-Aher hanya 32,8 persen.

Sementara dari simulasi duet Jokowi-Kalla, elektabilitasnya 52,4 persen dan duet Prabowo-Aher hanya 32,4 persen. Terakhir  andaikan Jokowi menggandeng Dahlan, elektabilitasnya adalah 52 persen, sementara Prabowo-Aher 32,8 persen.

“Kesimpulannya wakil punya efek pada calon. Efek Mahfud, Kalla, atau Dahlan memperkuat Jokowi dan membuka peluang lebih baik untuk mengalahkan Prabowo,” papar Abbas.(ara/flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertemuan Jokowi-JK di Halim Bukan Kebetulan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler