Pertemuan Jokowi-JK di Halim Bukan Kebetulan

Minggu, 04 Mei 2014 – 14:11 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Rahardi Zakaria, menyatakan, pertemuan calon presiden PDIP Joko Widodo dengan bekas wakil presiden Jusuf Kalla di VIP Room Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta, Sabtu (3/5) kemarin bukan kebetulan.

Apalagi, kata dia, saat pertemuan itu keduanya sama-sama mengenakan baju putih.

BACA JUGA: Komposisi Ideal Golkar-Gerindra, Priyo Dampingi Prabowo

"Bukan suatu kebetulan misalnya ketika kemarin Jusuf Kalla-Jokowi bertemu di VIP Room Halim, tentunya sama-sama menggunakan baju putih. Ini adalah sandi," kata Rahardi dalam diskusi bertajuk "Peta Analisis Terkait Kemungkinan Arah Koalisi" di Emrus Corner, Jakarta, Minggu (4/5).

Seperti diberitakan, sebelum berangkat ke Jogjakarta, kemarin pagi, Jokowi bertemu dengan Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla di ruang tunggu VIP Bandara Halim. JK kerap disebut-sebut sebagai tokoh yang potensial menjadi cawapres pendamping Jokowi.

BACA JUGA: Jokowi Kunjungi Pondok Pesantren di Demak

Hanya saja, Rahardi menegaskan, belum bisa dipastikan apakah nanti Jokowi akan berpasangan dengan JK. "Apa iya apa tidak, kita lihat nanti," kata Anggota Komisi II DPR ini.

PDIP, lanjut dia, sudah mengusung capres dan tinggal mencari cawapresnya. Sekarang, kata dia, Jokowi bersafari mendatangi pesantren, kyai dan sebagainya untuk mendapatkan chemistry.

BACA JUGA: Hanura Disarankan Ikut Sokong Jokowi

"Tapi, nanti tergantung partai, siapa yang dipilih. Karena, yang berhak mencalonkan adalah partai," ungkapnya.

Dalam konstitusi, ia menambahkan, sudah jelas bahwa capres dan wapres itu diusung parpol. "Kalau parpol tidak memenuhi kuota untuk mengusung, maka harus melakukan penggabungan parpol," katanya.

Hal itu dimaksudkan untuk meneguhkan kesepahaman yang merupakan kristalisasi rakyat dalam menentukan pemimpinnya.

Menurutnya, banyak yang calon yang disebut-sebut akan diusung. Seperti Ryamizard Ryacudu, JK, Mahfud MD. Yang jelas, kata dia, siapapun yang mengusung calon-calon ini tidak bisa dengan sendirinya.

"Kalkulasi politik harus disadasarkan oleh konstitusi kita. Harus ada pengusungnya. Ini terserah parpol mau mengusung yang mana," ungkapnya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pimpinan KPK Minta Abraham Samad Tuntaskan Tugas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler