Dahlan Kaget Lihat Luhut Pandjaitan, Bicara Politik Bagai Hiburan

Rabu, 08 November 2023 – 12:33 WIB
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan di Singapura. Foto: Disway

jpnn.com - Tokoh pers nasional Dahlan Iskan menceritakan pertemuannya dengan Menteri Koordinator bidang Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang masih menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Singapura.

Dahlan mampir ke negara tetangga itu setelah penerbangan dari Xiamen, Tiongkok, Selasa (7/11).

BACA JUGA: Sempat Mampir ke Singapura, Jokowi Doakan Luhut Cepat Sembuh

Dia kepikiran Luhut setelah temannya yang seorang dokter bertanya apakah Dahlan tidak menengok menteri di Kabinet Indonesia Maju itu.

"Iya, ya. Siapa tahu dokter mengizinkan. Siapa tahu Pak Luhut-nya sendiri mau menerima. Nasib baik. Saya bisa besuk pukul 18.00. Kemarin petang," ucap Dahlan melalui esainya berjudul Luhut Presiden, edisi Rabu (8/11).

BACA JUGA: Sempat Sedih dan Malu Pernah Jadi Ketua MK, Mahfud MD Kini Bangga

Dahlan pun menghubungi temannya Meiling, minta tolong diantar ke rumah sakit. Perempuan itu datang bersama suaminya, Daniel.

"Saya tidak memberi tahu bahwa yang akan saya besuk adalah Menko Marves, jenderal bintang empat, orang kepercayaan Presiden Jokowi, tokoh serbabisa: Luhut Binsar Pandjaitan," tutur Dahlan.

BACA JUGA: Putusan MKMK Mencopot Anwar Usman Bikin Pencalonan Gibran Cacat Hukum dan Etika

Tiba di rumah sakit, Dahlan dijemput dokternya Luhut di lobi. Konon dokter yang ahli fisioterapi itu orang Jakarta, Alumni UKI.

"Saya tidak punya kartu pembuka penyekat lobi. Maka harus ada yang menjemput," ucap Dahlan dalam esainya.

Dahlan mengaku hafal rumah sakit itu karena dia pun pernah dirawat di sana selama satu minggu. Sekitar 17 tahun lalu ketika dia baru selesai operasi transplantasi hati di Tianjin.

Waktu itu dalam perjalanan pulang dari Tiongkok, Dahlan diminta menjalani pemeriksaan dahulu di rumah sakit tersebut untuk memastikan apakah transplant-nya berhasil bagus.

"Yang meminta begitu Madam Hoching, istri perdana menteri Singapura. Dia pula yang menanggung segalanya. Hasilnya: bagus. Saya boleh pulang ke Indonesia," Dahlan mengisahkan.

Akhirnya Dahlan tiba di ruangan tempat Luhut Binsar menjalani perawatan.

"Masuk kamar Pak Luhut saya kaget: beliau tampak sudah sehat. Wajahnya merona. Tawanya lebar. Jalannya tidak tertatih," ujar Dahlan.

"Saya pelototi wajahnya: normal sekali, seperti sebelum sakit. Hanya rambutnya yang berubah: memutih. Itu karena tidak dihitamkan lagi," lanjutnya.

Adapun Luhut saat itu ditemani putrinya, Paulina Uli Pandjaitan yang mengaku mendampingi sang ayah sejak hari pertama dirawat di sana.

"Waktu Bapak Presiden ke sini saya belum bisa berjalan. Hari ini saya sudah bisa berjalan 1 kilometer," Dahlan menirukan perataan Luhut.

Luhut juga sudah tidak dipasangi selang infus lagi di legannya. Paulina bahkan menyebut perkembangan kondisi sang ayah tiga hari terakhir seperti sebuah lompatan.

Mereka lantas mengobrol sambil duduk di sofa. Dahlan duduk di kursi tempat Presiden Jokowi duduk tiga hari sebelumnya. Dari sofa itu terlihat tempat tidur pasien. Penyekatnya tidak ditutup.

"Setelah sejenak ngobrol soal kesehatan, Pak Luhut menyinggung soal politik. Saya tertegun-tegun," tulisan Dahlan.

"Sudah boleh ngomong politik seperti itu?'' Dahlan bertanya sambil menengok ke putrinya Luhut.

''Boleh. Itu, kan, hiburan bagi Papa,'' demikian Dahlan menirukan jawaban Uli, sapaan Paulina.

"Kami pun tertawa lebar. Luhut meneruskan ceritanya. Saya mendengarkannya," ujar Dahlan menceritakan suasana pertemuan dengan Luhut.

Saat itu, Luhut minta disambungkan telepon ke seseorang. Rupanya dia ingat sesuatu: kelapa sawit.

Konon Luhut lagi menertibkan perkelapasawitan, sehingga dia ingin menanyakan sudah seberapa maju langkah baru itu.

''Pokoknya di tangan orang Madura, sawit harus beres. Kan, kau tidak bisa disogok," Dahlan menirukan pembicaraan Luhut dengan seorang staf yang berasal dari Madura.

Selesai bertelepon itu, pembicaraan Luhut balik ke politik lagi. Dahlan pun mendengarkan lagi sambil sesekali menengok sang putri.

"Go a head," begitu Dahlan mengutip ucapan putrinya Luhut.

Masih dalam pertemuan itu, Luhut ingat program satunya lagi: rumput laut. Di Bali dan Lombok.

Itu terkait rumput laut sebagai sumber pembuatan pupuk. Tidak kepalang tanggung, Luhut merencanakan dari hulu sampai hilir. Dari menggalakkan tanaman rumput laut, processing-nya sampai pabrik pupuknya.

Dahlan menyebut dalam pembicaraan telepon itu kadang suara Luhut Binsar mengeras. Terutama kalau lagi mengejar perkembangan program.

"'Bapak kelihatannya sudah sembuh, ya?'' tulisan Dahlan menirukan pertanyaan staf yang dimarahi di telepon itu.

''Kalau untuk tempeleng kau saja sudah bisa hahaha,'' begitu Dahlan menirukan jawaban Luhut yang berbicara dengan nada bercanda.

Setelah itu Dahlan mencoba untuk pamit karena tidak baik membesuk orang sakit berlama-lama, apalagi sudah lebih 30 menit dia di sana.

Namun, Luhut menahannya. ''Makan bersama dulu,'' Dahlan menirukan perkataan Pak Luhut.

Meja makan pun ditarik ke depan sofa. Putrinya Luhut mengambil dua piring. Tiap piring berisi nasi goreng ala Jepang dan sayur selada segar lima lembar.

Lalu ada satu piring besar berisi daging wagyu. Diiris-iris tipis. Banyak sekali. Memenuhi piring besar.

Saat itu Dahlan melihat Pak Luhut sudah makan daging yang dihidangkan itu. Konon, sang menko sudah boleh memakan apa saja.

"Saya pun ambil wagyu-nya. Agak banyak. Maksud saya: agar beliau kebagian sedikit saja. Dan lagi, haha, ini kan daging wagyu. Kapan lagi," tutur Dahlan.

Sambil makan, kata Dahlan, Pak Luhut masih telepon anak buahnya lagi. Minta laporan perkembangan pekerjaan. Yakni perlunya Indonesia punya rumah sakit seperti tempat dia dirawat. Lalu bicara politik lagi.

"Saya pun melirik jam dinding. Sudah satu jam lebih. Pak Luhut masih sangat bersemangat. Saya tidak boleh terpancing. Pak Luhut tidak boleh terlalu excited. Belum boleh," ujar Dahlan.

Setelah itu, Dahlan memaksa pamit. "Meiling sudah kembali menunggu di parkiran. Sudah saatnya makan durian," ucap mantan menteri BUMN itu.(jpnn.com)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler