Dalam Satu Bulan, Enam Warga Buleleng Meninggal karena HIV/AIDS

Minggu, 01 September 2019 – 23:10 WIB
HIV/AIDS. Foto: Health

jpnn.com, BULELENG - Enam orang warga di Kabupaten Buleleng, Bali, meninggal karena dipicu penyakit HIV. Keenamnya meninggal dalam kurun waktu bulan Juni 2019.

Selain itu, mereka juga diduga mengalami penyakit lain, hingga terjadi komplikasi. Penyakit yang paling menonjol adalah masalah pernafasan. Yakni penyakit TB Paru. Kondisi itu membuat komplikasi penyakit semakin parah.

BACA JUGA: Sambut HUT RI, 42 Regu Ikuti Lomba Gerak Jalan 45 Km di Buleleng

Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra mengaku terkejut dengan data tersebut. Sutjidra justru mengaku belum mendapat laporan dari Dinas Kesehatan Buleleng terkait perkembangan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Buleleng.

“Saya malah belum dapat datanya. Nanti saya minta Kadiskes data terbaru. Biasanya akhir bulan itu sudah ada data terbaru,” kata Sutjidra.

BACA JUGA: WNA Gelar Pengobatan Gratis Ilegal, Dinas Kesehatan Mengaku Tidak Tahu

BACA JUGA: Kasus HIV/AIDS di Daerah Ini Mengkhawatirkan

Meski begitu, Sutjidra tak menampik bahwa ODHA bisa meninggal karena komplikasi. Biasanya pemicu terbesar adalah karena penyakit saluran pernafasan atau saluran pencernaan. Tak menutup kemungkinan, penyakit radang mulut dan tenggorokan juga menjadi pemicu kematian.

BACA JUGA: Turis Asing Usir Warga Buleleng Mandi di Pantai, Begini Kata Pemilik Vila

“Biasanya yang paling kronis itu yang berkaitan dengan TB paru, kemudian masalah diare, lalu masalah radang pada mulut dan bibir. Itu kasus yang paling sering kami temukn di masyarakat,” katanya.

Untuk mencegah komplikasi, ia meminta agar petugas pelayanan kesehatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, jeli dengan sejumlah ciri-ciri.

Apabila ada kecenderungan batuk kronis yang tak diketahui penyebabnya, petugas kesehatan didorong melakukan screening total. Sementara untuk ibu hamil, Sutjidra menyebut kasus penularan dari ibu hamil ke anaknya sudah menurun.

“Karena ibu hamil wajib screening cek darah. Karena itu prosedur untuk mengecek ap[akah dia kurang darah atau tidak, termasuk kami cek reaktif atau tidak (dengan HIV),” tegasnya.

BACA JUGA: Kini Bermunculan Ibu Hamil Idap HIV/AIDS

Sebagai langkah pencegahan, ia mendorong ODHA memperkuat daya tahan tubuh mereka. Salah satunya dengan mengonsumsi susu secara rutin.

Selain itu mereka juga didorong mengonsumsi ARV secara rutin. “Kalau daya tahan tubuh kuat, ada infeksi, itu sulit masuk.

Tapi kalau di dalam sudah infeksi, daya tahan tubuh lemah, akhirnya virus itu akan merongrong dan jadi komplikasi,” tukas Sutjidra.(rb/eps/mus/JPR)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Menang Lagi, Kakek 69 Tahun Bayar Nazar Jalan Kaki Singaraja - Denpasar


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler