Dampak Peringkat Utang AS Turun, Muncul Ketidakpastian

Senin, 08 Agustus 2011 – 21:39 WIB
JAKARTA - Dalam jangka pendek, pemerintah meyakini penurunan rating utang Amerika Serikat (AS) belum akan berdampak signifikan terhadap Obligasi Negara RIMeski demikian, pemerintah tetap mewaspadai risiko ketidakpastian ekonomi dunia akibat outlook pertumbuhan AS dan Eropa yang memburuk.

Dirjen Pengelolaan Utang Kementrian Keuangan Rahmat Waluyanto mengatakan, meskipun downgrade, rating AS masih investment grade

BACA JUGA: PLN Gelontarkan Rp 59,6 M Suplai Listrik Sea Games

"AS juga tidak akan akan pernah default," kata Rahmat saat dihubungi kemarin (7/8).

Rahmat mengatakan, arus modal masuk atau capital inflow masih akan deras
Ini karena investor global masih menghindari krisis utang Eropa meluas

BACA JUGA: BNI Target Transaksi Kartu Kredit Capai Rp 14,1 T

Selain itu, imbal hasil investasi di US Treasury juga masih relatif rendah
Sebab The Fed diperkirakan masih akan menahan Fed Fund Rate pada level yang cukup rendah, mengingat pertumbuhan ekonomi AS yang masih lambat.

Ia menambahkan, yang perlu dicermati adalah ketika dampak penurunan rating utang menyebabkan tingkat bunga AS menjadi naik

BACA JUGA: IHSG Anjlok, Hatta Minta Investor Tak Panik

Indonesia juga patut waspada jika perlambatan ekonomi AS langsung berdampak pada penurunan pertumbuhan global"Ini bisa memunculkan sejumlah ketidakpastian atau risiko terhadap perekonomian dan keuangan dunia," kata Rahmat.

Meski demikian, Rahmat optimistis risiko ketidakpastian itu tidak akan berdampak besar ke Indonesia"Fundamental kita kuat dan terbukti Indonesia dapat melewati krisis 2008 dengan sangat baikIndonesia juga sudah siap jika terjadi arus pembalikan modal dengan mempersiapkan bond stabilization framework," kata Rahmat.

Akhir pekan lalu, lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P) menurunkan rating utang luar negeri AS menjadi AA+ dari sebelumnya AAAS&P juga memberi penilaian prospek jangka panjang AS negatifS&P juga bisa menurunkan peringkat jangka panjang dalam dua tahun ke depan jika belanja fiskal pemerintah AS lebih tinggi daripada yang disepakati sebelumnya.

Rahmat mengatakan, US Rating dengan outlook negatif menunjukkan kondisi fiskal negeri itu yang belum sustainable, rasio itang yang meningkat, serta pertumbuhan yang melambat.

Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementrian Keuangan Bambang P.S Brodjonegoro mengatakan, rentang waktu gejolak pasar keuangan dunia bakal bergantung kemampuan AS dan Eropa dalam menuntaskan masalahPemerintah bakal terus memonitor pergerakan Surat Utang Negara dan pasar saham"Kalau dampak langsung ke Indonesia belum adaMungkin ekspor saja yang agak terganggu," kata Bambang(sof/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Klaim Siap Hadapi Gejolak Ekonomi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler