Dana Asing Mengalir Deras

Sabtu, 19 Juli 2014 – 05:42 WIB

JAKARTA - Menutup perdagangan akhir pekan, indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil berbalik arah. Kemarin IHSG naik 15,812 poin (0,312 persen) ke level 5.087,014 dan indeks LQ45 menanjak 4,18 poin (0,48 persen) ke 874,12.
       
Investor asing menuntaskan aksi belanjanya sampai akhir pekan ini. Pembelian bersih investor asing (foreign net buy) tercatat Rp 472,8 miliar. Secara kumulatif sejak awal tahun sampai saat ini beli bersih asing menjadi Rp 56,135 triliun.

Di pasar uang, nilai tukar rupiah sedikit melemah ke Rp 11.706 per dolar Amerika Serikat (USD) dibandingkan Rp 11.668 per USD.
       
Bursa saham Indonesia terus mengejar pertumbuhan pasar modal India yang masih berada di urutan pertama dengan kenaikan tertinggi di dunia. Bursa India sejak awal tahun sampai kemarin melejit 21,20 persen diikuti pasar modal Indonesia (19,02 persen) dan Bursa Thailand (18,22 persen).
       
Chief Investment Officer CIMB Principal Asset Management Cholis Baidowi mengatakan, ke depan akan ada beberapa katalis untuk mendongkrak bursa.

BACA JUGA: Danamon Investasi Sosial melalui Pelestarian Lingkungan

"Dari global, yang terjadi di Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok harus dicermati. Janet Yellen (gubernur The Fed) lebih melunak karena pertumbuhan ekonomi belum kuat, sehingga baru menaikkan suku bunga tahun depan," ujarnya.
       
Sedangkan Tiongkok sudah hampir lima tahun mengalami perlambatan ekonomi dan menjadi faktor risiko bagi Indonesia. "Itu akan menghambat ekspor kita ke Tiongkok," ucapnya. Faktor Eropa saat ini mirip di AS saat The Fed memberi stimulus.

Bank Sentral Eropa (ECB) menetapkan minus pada bunga acuan sehingga yield US Treasury tetap 2,5 persen. Kemungkinan naik menjadi 3,5 persen masih jauh.
       
Dari dalam negeri bisa berkaca pada pengalaman India yang menghasilkan pemimpin negara baru yang ternyata disukai masyarakat dan pasar. Kabinetnya ramping, sehingga Bursa India rally kenaikan sampai sekarang.

BACA JUGA: Bandara Sam Ratulangi Serahkan Bantuan Bina Lingkungan Rp 260 Juta

"Kalau di Indonesia yang terpilih sesuai pasar, pada 2014 IHSG bisa ke 5.350. Lalu pada 2015 bisa di 6.000 dengan asumsi EPS (earning per share) 16 persen dan PER (price earning ratio) tetap 14,5 kali," yakinnya.
       
Lima tahun lagi, IHSG bisa ke 9.000 apalagi jika pemerintahan mendatang reformis bisa mengatasi tantangan yang selama ini menghadang. Permasalahan presiden terpilih adalah subsidi BBM. (gen/oki)

BACA JUGA: Lippo Buka 300 Bioskop Inves Rp 6 Triliun

BACA ARTIKEL LAINNYA... BUMN Pertimbangkan Usul Pelindo II


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler