jpnn.com, NGANJUK - Sebanyak 178 sekolah rusak di Kabupaten Nganjuk, Jatim bakal secepatnya diperbaiki. Hal itu dipastikan setelah Dinas Pendidikan (Disdik) Nganjuk mendapatkan dana alokasi khusus (DAK) pendidikan Rp 28,162 miliar.
Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan Nganjuk Suroto mengungkapkan, dana puluhan miliar dari DAK 2019 tersebut dibagi untuk SD dan SMP. Masing-masing Rp 18,390 miliar untuk SD dan Rp 9,772 miliar untuk SMP.
BACA JUGA: Sekolah Ambruk, Siswa Terpaksa Belajar di Tenda
"Dana itu tidak hanya digunakan untuk memperbaiki sekolah yang rusak. Sebab, ada pembangunan ruang kelas baru serta pengadaan sarpras sekolah," kata Suroto.
Dia menjelaskan, di tingkat SD ada 53 sekolah yang rusak dan akan diperbaiki dengan DAK. Dana perbaikan puluhan SD tersebut mencapai Rp 12,635 miliar. Di tingkat SMP, ada 18 sekolah yang akan diperbaiki.
BACA JUGA: Baru Direnovasi 2014, Bangunan Sekolah Sudah Rusak Lagi
"Perbaikan SD Watudandang 3 yang rusak awal 2019 dimasukkan dalam dana perbaikan tahun ini," lanjut Suroto sembari menyebutkan bahwa sekolah itu mendapatkan dana Rp 285 juta.
Apakah semua sekolah yang rusak mendapat pagu yang sama? Dia menjawab tidak. Pengucuran anggaran tersebut bergantung pada tingkat kerusakan.
BACA JUGA: Sekolah Rusak Berat, Murid Terpaksa Belajar di Perpustakaan
Sekolah yang tingkat kerusakannya sedang mendapatkan dana yang lebih sedikit. Misalnya, sekolah yang hanya mendapat Rp 190 juta.
Di tingkat SMP, ada sekolah yang mendapatkan dana perbaikan hingga Rp 371 juta. Namun, ada pula yang hanya mendapat Rp 171 juta.
"Bergantung pada hasil survei kerusakan," terang Suroto.
Selain menggunakan DAK, tahun ini perbaikan sekolah yang rusak menggunakan dana pagu indikatif kewilayahan (PIK). Ada total Rp 13,766 miliar dari APBD Nganjuk. Dana itu digunakan untuk memperbaiki 100 lembaga SD dan SMP yang rusak.
Dana perbaikan sekolah rusak menggunakan DAK berdasar pada survei tim dinas pendidikan, sedangkan perbaikan sekolah rusak menggunakan PIK berdasar dari beberapa usulan. Termasuk usulan dewan yang didapat dalam reses. "Ada juga usulan masyarakat," tandasnya.
Di luar dua sumber dana tersebut, sebenarnya ada satu SMP dan enam SD yang juga akan mendapatkan bantuan perbaikan. Sumbernya berasal dari bantuan pemerintah pusat.
"Dana itu dikelola langsung oleh Kementerian PUPR," ucap Suroto yang belum bisa menyebutkan nilai perbaikan sekolah tersebut.
Dengan adanya tiga sumber pendanaan sekolah yang rusak, sedikitnya tahun ini ada 178 sekolah rusak di Kota Angin yang akan diperbaiki. Meski demikian, tidak berarti jumlah sekolah yang rusak tersebut telah habis.
Dia menjelaskan, Februari ini tim disdik tengah menginventarisasi kerusakan sekolah lain di Nganjuk. Data tersebut akan menjadi acuan perbaikan sekolah tahun depan.
"Disdik juga menghimpun data di dapodik. Yang jelas, sekolah yang rusak parah pasti didahulukan," tegasnya.
Kapan perbaikan sekolah rusak bisa dilakukan? Suroto belum bisa menyebutkan waktunya. Sebab, disdik memerlukan perencanaan sebelum realisasi perbaikan.
"Kami berupaya secepatnya. Namun, ada tahapan-tahapan yang harus dilalui," imbuhnya. (ut/c5/diq/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kurang Tenaga Pendidik, Guru Ini Harus Mengajar 6 Kelas
Redaktur & Reporter : Natalia