Danone Indonesia dan INA Ajak Masyarakat Putus Rantai Anemia Lintas Generasi  

Selasa, 02 Februari 2021 – 01:05 WIB
Danone Indonesia memperkuat kontribusinya melalui peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya nutrisi dan edukasi lintas generasi untuk mewujudkan Indonesia sehat. Foto: Dok Danone Indonesia untuk jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Pembangunan kesehatan merupakan investasi utama dalam pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menetapkan arah pembangunan kesehatan dititikberatkan pada upaya promotif preventif.

BACA JUGA: Janda Muda Ini Kerap Meresahkan Warga, Hanya Bisa Pasrah Saat Disergap Polisi

Cara ini dianggap dapat memberikan dampak yang lebih luas dan lebih efisien dari sisi ekonomi.

Merayakan Hari Gizi Nasional, Danone Indonesia memperkuat kontribusinya melalui peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya nutrisi dan edukasi lintas generasi untuk mewujudkan Indonesia sehat.

BACA JUGA: Soal Penembakan yang Berujung Kematian di Solsel, Ini Pernyataan Tegas Wakapolda Sumbar

Di tengah tantangan kesehatan global yang saat ini terjadi, isu pemenuhan malnutrisi masih menjadi ancaman kesehatan jangka panjang bagi masyarakat Indonesia.

Masalah gizi, baik gizi kurang atau gizi lebih, dapat meningkatkan kerentanan terhadap penyakit lain, khususnya risiko terjadinya penyakit tidak menular.

BACA JUGA: Korban Pengeroyokan Meninggal Setelah 4 Hari Dirawat, Keluarga Minta Para Pelaku Ditangkap

Menurut Riskesdas 2018, angka stunting nasional mencapai 30,8% dan telah mencapai peringkat 4 dunia. Sedangkan 48,9% ibu hamil, 32% remaja 15-24, dan 38,5% balita mengalami anemia.

Secara global, sekitar 50-60% angka anemia disebabkan oleh defisiensi zat besi atau biasa disebut Anemia Defisiensi Besi (ADB).

Spesialis Gizi Klinik dari Indonesian Nutrition Association (INA) Dr Diana Sunardi dalam webinar publik yang mengusung tema “Peran Nutrisi dalam Tantangan Lintas Generasi” menjelaskan bahwa saat ini Indonesia masih menghadapi tiga beban masalah gizi (triple burden) yaitu stunting, wasting dan obesitas serta kekuranganzat gizi mikro seperti anemia.

Seseorang dengan kondisi Anemia Defisiensi zat Besi (ADB) berisiko melahirkan bayi berat badan rendah (BBLR), stunting, komplikasi saat melahirkan dan risiko lainnya.

Padahal kondisi ADB sendiri dapat terjadi lintas generasi dan dapat diturunkan sejak remaja, ibu hamil, anak dan seterusnya.

Pada kasus balita dan anak, ADB bermula dari kurangnya zat gizi mikro pada 1000 HPK.

Dampaknya berpengaruh pada tumbuh kembang anak yang terganggu, penurunan aktivitas fisik maupun kreativitas, serta menurunnya dayatahan tubuh sehingga meningkatkan risiko infeksi.

Sedangkan pada kasus remaja, ADB dapat menurunkan produktivitas dan kemampuan akademis.

“Kondisi ADB pada kehamilan usia remaja juga rentan terhadap keselamatan dan kesehatan ibu dan bayi. Oleh karena itu, urgensi perbaikan gizi masyarakat sebaiknya difokuskanpada 1000 HPK dan usia remaja,” ujar Dr Diana.

Kondisi ADB yang terjadi padapenderita membawa pengaruh jangka pendek dan jangka panjang bagi tiap-tiapgenerasi.

Jika ditarik benang merah, kondisi ini merupakan ancaman besar mengingat dampaknya terhadap penurunan kualitas sumber daya manusia di masa depan. Di sisi lain, negara dituntut untuk dapat menciptakan generasi dengan daya saing global. Sehingga terdapat urgensi untuk memutus mata rantai anemia lintas generasi.

Dr. Diana menyebutkan, “Intervensi melalui pemenuhan nutrisi dan edukasi secara menyeluruh merupakanupaya yang dapat dilakukan dalam memutus mata rantai anemia baik di lingkup individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat.

Pada anak di atas satu tahun, pencegahan anemia dapat dilakukan dengan memberikan gizi seimbang termasuk pangan makanan dan minuman yang mengandung zat besi maupun mikronutrien lainyang mendukung penyerapan zat besi seperti vitamin C.

Sedangkan pada remaja dapat dilakukan melalui penanaman pola hidup sehat, yaitu mengonsumsimakanan yang bersih, sehat, dan bergizi seimbang.

Selain itu juga dapat diberikan suplementasi tablet tambah darah (TTD). Tablet tambah darah adalahsuplemen gizi dengan kandungan zat besi setara dengan 60 mg besi elemental dan400 mcg asam folat.

Corporate Communication Director Danone Indonesia Arif Mujahidin menyebutkan, “Kami menyediakan inovasi nutrisi yang dapat membantu pemenuhan zat besi serta mendukung penyerapan zat besi pada anak berusia diatas satu tahun.

Untuk menyasar golongan remaja, kami menjalin kerjasama dengan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) meluncurkan buku panduan Generasi Sehat Indonesia (GESID).

Terdapat 3 modul untuk remaja SMP dan SMA, yaitu Aku Peduli, Aku Sehat, dan Aku Bertanggung Jawab yang membahas mengenai kesehatan reproduksi, peran gizi bagi kesehatan dan kualitas hidup, anemia bagi remaja putri dan wanita usia subur, pencegahan pernikahan dini serta remaja berkarakter.

Program ini telah melaksanakan pilotproject dengan 20 Guru Pendamping dan 60 Murid SMP & SMA sebagai Duta GESID2020.”

Selain program GESID, komitmenDanone Indonesia untuk memperluas edukasi tentang gizi dan kesehatan diwujudkan melalui berbagai program. Selama bertahun-tahun, Danone Indonesia telahmendukung 4 fasilitas pendidikan yang berfokus pada kesehatan dan gizi di Taman Pintar, Yogyakarta.

Danone Indonesia bekerja sama dengan Indonesian Nutrition Association (INA) memanfaatkan momen Hari Gizi Nasional untuk memperluas upaya promotif preventif mengatasi anemia lintasgenerasi melalui serangkaian acara, yaitu: webinar untuk publik di YoutubeNutrisi Bangsa, diskusi podcast yang akan dirilis di Spotify dan YoutubeNutrisi Bangsa, serta kompetisi menulis dan fotografi untuk berbagai kategori peserta.

BACA JUGA: 9 Tahun Buron, Surip bin Darmo Akhirnya Ditangkap di Musi Banyuasin

“Kami meyakini bahwa peran jurnalisme dari berbagai platform media sangat penting dalam meningkatkan kesadaran dan menyampaikan edukasi terkait nutrisi dan kesehatan ke masyarakat luas. Kami percaya bahwa makin banyak pihak yang terlibat, makin cepat mewujudkan cita-cita pembangunan kesehatan,” tutup Arif.(dkk/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler