Dansatsiber Minta Prajurit TNI Jangan Bocorkan Rahasia Negara

Jumat, 25 Agustus 2023 – 22:53 WIB
Foto bersama para pembicara pada acara Literasi Digital kepada prajurit TNI. Foto: dok. Kemenkominfo 

jpnn.com, JAKARTA - Seluruh prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) dituntut melek digital dengan meningkatkan literasi digital.

Prajurit TNI perlu memahami tren dan perkembangan teknologi digital untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam menjalankan tugas dan fungsi mereka.

BACA JUGA: Bahas Peningkatan SDM Bidang Kemaritiman, Kemnaker dan TNI AL Gelar FGD di Belitung

“Tidak boleh ada lagi prajurit yang buta digital, menyebarkan hoaks, membocorkan rahasia negara, ataupun menyebarkan hal yang bertentangan dengan tugas-tugas TNI," kata Komandan Satuan Siber (Dansatsiber) TNI Laksamana Pertama Tri Harsono pada acara Literasi Digital kepada prajurit TNI di Bali baru-baru ini.

Jika prajurit sudah melek digital, ujarnya, maka rasa percaya masyarakat kepada TNI akan makin kuat.

BACA JUGA: Detik-Detik Prajurit TNI Tangkap 8 Geng Motor XTC Bersenjata Tajam, Sukurin

Dalam konteks ini, lanjut Tri Harsono, prajurit TNI perlu memahami tren dan perkembangan teknologi digital yang sedang terjadi.

Oleh karena itu, penting bagi prajurit untuk beradaptasi dengan cepat dan menguasai teknologi baru yang muncul agar dapat tetap relevan dan memiliki keunggulan di medan pertempuran yang makin kompleks.

BACA JUGA: Karnaval HUT RI di Mojokerto Jatim Mencekam

Lebih lanjut dikatakan tuntutan tugas makin kompleks dan dinamis, prajurit TNI perlu terus meningkatkan literasi digital mereka. Ini termasuk pengetahuan tentang teknologi terbaru, kemampuan dalam menggunakan perangkat digital, serta kepekaan terhadap isu-isu keamanan siber.

"Karena prajurit TNI akan menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara kita di dunia digital yang terus berkembang,” ujarnya.

Tri Harsono berharap melalui peningkatan literasi digital seluruh prajurit dan keluarga besar TNI dapat lebih cerdas, teliti, dan berhati-hati dalam mengikuti dan mengamati informasi.

Selain itu, menurutnya, literasi digital sendiri juga memainkan peran penting dalam menunjang tugas dan fungsi prajurit TNI dalam beberapa aspek yang krusial.

Pertama, memungkinkan prajurit TNI untuk berkomunikasi dan berkoordinasi secara efisien di antara unit-unit mereka dengan memanfaatkan jaringan internet.

Kedua, memungkinkan prajurit TNI untuk mengakses, menganalisis, dan menggunakan informasi secara efektif dengan menggunakan teknik pencarian dan analisis informasi untuk pengambilan keputusan;

Ketiga, memungkinkan TNI untuk melaksanakan pelatihan dan pengembangan yang efektif bagi prajuritnya melalui platform e-learning dan aplikasi lainnya.

Keempat, mendukung operasi dan taktik militer dan terakhir melindungi jaringan dan sistem militer dari ancaman siber.

Tri Harsono mengajak seluruh prajurit TNI yang hadir agar dapat mengaplikasikan literasi digital secara bijak dan ikut menyebarkannya kepada rekan dan keluarga.

“Jarimu harimaumu, kita harus memanfaatkan teknologi digital secara bijak. TNI Patriot NKRI, NKRI Harga Mati,” tutupnya.

Sementara itu, Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pemerintahan Niki Maradona menyampaikan bahwa acara literasi digital pemerintahan diselenggarakan secara kolaborasi antara Kementerian Kominfo dengan TNI. Para peserta diberikan materi yang terdiri dari empat pilar literasi digital.

“Empat pilar tersebut, digital skill, digital culture, digital ethics, dan digital safety akan disampaikan melalui dua tema yakni transformasi digital pemerintah dan netralitas ASN, serta penguatan keamanan data dan medsos di lingkungan TNI,” tuturnya.

Menurut Niki, literasi digital bagi TNI ini penting, karena perkembangan di era digital menimbulkan jenis-jenis ancaman baru terhadap kedaulatan negara yang harus diwaspadai oleh TNI dalam menjalankan tugas.

Ancaman tersebut antara lain serangan siber, yang dapat mencakup serangan DDoS (Distributed Denial of Service), pencurian data, dan sabotase sistem.

Selanjutnya propaganda yang mengancam keamanan nasional, penggunaan propaganda akan mengancam keamanan nasional melalui media sosial dan platform digital lainnya.

Berikutnya cyber terorist, di mana teknologi digital telah memberikan alat baru bagi kelompok teroris untuk melancarkan serangan dan merekrut anggota baru untuk merencanakan serangan.

Terakhir adalah state sponsored cyber attact, yaitu serangan siber yang disponsori negara atau kelompok yang bermaksud jahat dapat melakukan pengintaian atau pencurian informasi rahasia melalui jaringan digital.

Nikki menjelaskan bahwa para peserta yang mengikuti kegiatan Literasi Digital Sektor Pemerintahan di Denpasar Bali itu berjumlah 200 orang Prajurit TNI. Peserta terdiri dari tiga angkatan, yakni angkatan darat, angkatan udara dan angkatan laut. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Merekam Detik-Detik Truk Tangki Tabrak Penonton Karnaval di Mojokerto, Ngeri


Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
TNI   Dansatsiber   hoaks   Prajurit TNI  

Terpopuler