jpnn.com, JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) dalam waktu dekat bakal menyalurkan tambahan alokasi pupuk bersubsidi yang telah disetujui pemerintah. Hal itu disampaikan Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman saat ditanya mengenai kelangkaan pupuk dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI.
Adapun penambahan alokasi pupuk subsidi 2020 menjadi 8,9 juta ton, dari yang sebelumnya hanya 7,9 juta ton. Sementara yang telah disalurkan sudah mencapai lebih dari 75%.
BACA JUGA: Pupuk Indonesia Grup Kembangkan Agro Solution
"Tambahan subsidi dari pemerintah minggu ini kami memperoleh Rp 3,1 triliun untuk tambahan alokasi subsidi pupuk sekitar hampir 1 juta ton. Jadi total alokasi yang disediakan oleh pemerintah tahun ini adalah 8,9 juta ton," kata Bakir di DPR, Kamis (1/10).
Bakir menambahkan, kelangkaan sempat terjadi lantaran alokasi yang sudah menipis, sementara tambahan alokasi masih perlu menunggu persetujuan dari pemerintah.
BACA JUGA: Sudah 94% Pasien Covid-19 di Pupuk Kaltim Selesai Isolasi Mandiri
"Mengenai pupuk langka ini kami konfirmasi bahwa gudang kami sudah siap dengan stok dengan ketentuan pemerintah. Hanya penyalurannya itu kan menunggu dari persetujuan tambahan alokasi dari pemerintah. Alokasi dari pemerintah alhamdulillah sudah disetujui minggu ini, Senin kemarin, sehingga kalau sekarang memang bolanya di kami untuk penyaluran," jelas Bakir.
Dia menegaskan bahwa stok subsidi pupuk ini cukup sampai akhir tahun untuk petani yang telah terdaftar dalam sistem Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Kalaupun masih ada isu kelangkaan, Bakir menilai itu petani yang tidak memiliki RDKK karena selama COVID-19 jumlah petani bertambah.
BACA JUGA: Diminta Pejabat Petakan apa yang Terjadi, Wirang Birawa: Ada Api Dalam Sekam, Pak
"Yang perlu diantisipasi adalah masih ada petani yang belum terdaftar di e-RDKK, sehingga tidak memperoleh alokasi pupuk bersubsidi dan terpaksa membeli pupuk nonsubsidi," ungkap Bakir.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy