Dari Offline ke Online, Persandian Indonesia Punya Sejarah Perjuangan Panjang

Selasa, 07 September 2021 – 19:20 WIB
Peluncuran buku Offline to Online 75 Tahun Siber dan Sandi Mengabdi" oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Foto: dok BSSN

jpnn.com, JAKARTA - Peran persandian sangat melekat dengan perjalanan panjang pembangunan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan hingga mempertahankannya saat ini.

Di masa lalu, persandian memiliki peran memastikan pengamanan berita dan informasi rahasia negara sehingga tidak mengganggu pertahanan nasional.

BACA JUGA: Provinsi Jateng Raih Penghargaan dari Badan Siber dan Sandi Negara

Hal itu adalah salah satu poin penting dalam buku "Offline to Online 75 Tahun Siber dan Sandi Mengabdi" yang diluncurkan oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Peluncuran buku itu dilakukan dalam diskusi bertajuk '#SiberminBaper: Kita & Kisah yang Pernah Ada' di Yogyakarta pada akhir Agustus lalu.

BACA JUGA: Peringatan Bagi Pelaku UMKM dari Badan Siber dan Sandi Negara

Kegiatan tersebut dilakukan untuk memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia ke-76.

Kepala BSSN Hinsa Siburian menjelaskan bahwa buku tersebut merupakan bunga rampai yang berisi tentang catatan sejarah perintisan, perkembangan, dan pengabdian sejak masa lalu hingga saat ini.

BACA JUGA: Pemerintah Kebut Pembentukan Badan Siber dan Sandi Negara

Di awal masa perintisan, Dinas Kode adalah cikal bakal BSSN yang dibentuk untuk melindungi dan memperkuat perjuangan bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan.

Kini, BSSN memiliki tugas utama untuk mengelola keamanan ranah siber nasional.

Hinsa menambahkan buku tersebut melengkapi kisah perjuangan insan siber dalam ikut mempertahankan kemerdekaan yang selama ini belum banyak terungkap di buku sejarah.

"Setelah saya berdinas di BSSN, saya mengetahui sejarah BSSN ini sebelumnya adalah Lembaga Sandi Negara yang juga terbentuk dari latar belakang sejarah panjang. Perlu adanya buku dokumentasi untuk menghargai peran dan jasa para pejuang persandian tersebut," ujar Hinsa.

Selain melakukan refleksi sejarah melalui peluncuran buku, BSSN menggelar napak tilas ke Rumah Sandi Dukuh, Purwoharjo, Kulon Progo dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat.

Bangunan kayu tersebut merupakan tempat bersejarah yang dahulu dijadikan markas sementara para perwira sandi saat menghadapi Agresi Militer Belanda II.

Selepas dari Rumah Sandi Dukuh, rombongan terbatas melanjutkan napak tilas ke Rumah Markas Wakil Kepala Staf Angkatan Perang Kolonel TB Simatupang yang terletak di deretan pegunungan Menoreh-Banaran, Kulon Progo.

Di lokasi bersejarah itu, terdapat pemancar radio yang digunakan untum mengirim informasi relay ke stasiun lebih besar hingga sampai ke pemerintahan darurat Republik Indonesia di Sumatera, kemudian informasi itu jadi pemantik perjuangan diplomasi internasional.

Rangkaian 75 tahun persandian tersebut jadi fakta sejarah peran pejuang pengamanan komunikasi sandi untuk terlibat dalam mempertahankan kemerdekaan.

"Adalah sebuah kebanggaan bagi BSSN ketika memperingati HUT Kemerdekaan RI sebagai rangkaian peringatan HUT Persandian RI," pungkasnya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler