Keterangan Kombes Budhi

Dari Pelapor Insiden di Rumah Kadiv Propam, CCTV Rusak sampai Pelecehan & Asmara

Jumat, 15 Juli 2022 – 19:15 WIB
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto. Foto: Mercurius Thomos Mone/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA SELATAN - Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto tampil menjernihkan insiden baku tembak antara Brigadir J versus Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Tembak-menembak konon terjadi di rumah Nomor 46 RT 05 RW 01, Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (8/7) sekitar pukul 17.00 WIB.

BACA JUGA: Pria Cepak yang Intimidasi Wartawan di Dekat Rumah Ferdy Sambo Sudah Ditemukan, Ternyata

Kombes Budhi maju pada jumpa pers yang digelar di Mapolres Metro Jaksel, Jalan Wijaya II Kebayoran Baru, Selasa (12/7).

Dari keterangan pers yang terekam langsung oleh awak JPNN saat itu, terangkum sejumlah poin penting.

BACA JUGA: CCTV di Kompleks Rumah Dinas Irjen Ferdy Sambo Diambil Polisi, Bang Trimedya: Motifnya Apa?

Bukan E, tetapi RE

Ada dua penyebutan yang beredar untuk lawan Brigadir J pada tembak-menembak di rumah Irjen Ferdy Sambo, yakni E dan RE.

Kombes Budhi menyebutnya Saudara RE.

BACA JUGA: Keluarga Brigadir J Merana, Senior Ferdy Sambo Ini Langsung Turun Tangan, Lihat

"Saudara RE itu ajudan dari Kadiv Propam. Namun, pada saat itu yang bersangkutan mendapat tugas membantu mengamankan dan mengawal putra beliau (Ferdy Sambo) ke luar kota," kata kombes kelahiran 16 Desember 1974 itu.

E kemudian mengisolasi diri setelah perjalanan di rumah dinas Pak Kadiv.

Pelapor

Kombes Budhi mengatakan pelapor dari Jumat Berdarah di rumah Pak Kadiv itu adalah Irjen Ferdy Sambo sendiri.

"Pada Jumat, sesaat setelah kami menerima laporan masyarakat tentang adanya peristiwa tersebut, kami melakukan proses tindakan kepolisian, sama dengan kami melakukan pada TKP lain. Masyarakat yang dimaksud adalah langsung Pak Kadiv Propam yang melaporkan," tutur Kapolres.

Telat rilis?

Baku tembak di rumah Irjen Sambo itu terjadi pada Jumat. Kenapa baru diungkap Senin?

"Mungkin teman-teman (wartawan) pada saat itu ada yang sudah berkonsentrasi ke Iduladha, tidak konsentrasi ke polres yang sedang melakukan olah TKP di sana," kata Budhi.

Kenapa jari Brigadir J bisa putus, Pak?

"Brigadir J menembak RE, menggenggam senjatanya dengan dua tangan. Ada peluru yang mengenai jari kelingking dari Brigadir J itu sendiri, yang kemudian tembus dan mengenai bagian tubuh yang lain. Jadi, bukan karena ada potongan yang lain, semua luka di tubuh J berasal dari luka tembak. Itu autopsi sementara," kata Pak Budhi.

CCTV Rusak

Closed circuit television (CCTV, atau televisi sirkuit tertutup) di rumah dinas Pak Sambo rusak.

"Di rumah tersebut, CCTV rusak sejak dua minggu lalu," kata Budhi pada Selasa itu.

Pelecehan seksual dan hubungan asmara?

"Ya, kami agak sensitif kalau menyampaikan ini, ya tentunya itu masuk dalam materi penyidikan yang tidak dapat kami ungkap ke publik. Kami menerima laporan polisi dari Bu Kadiv Propam dengan pasal persangkaan 335 dan 289 (pasal di KUHP)," katanya.

Pasal 335 terkait perbuatan tidak menyenangkan, sedangkan 289 pasal soal perbuatan cabul.

Tentang isu asmara membumbui baku tembak itu?

"Hubungan asmara, tidak ada bukti yang mendukung," tuturnya. (jpnn)


Redaktur : Mufthia Ridwan
Reporter : Elfany Kurniawan, Fransiskus Adryanto Pratama, Mercurius Thomos Mone

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler