jpnn.com - PESAWARAN - Pelaku penembakan kantor pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Mustofa NR (60) memiliki aliran dana sebesar Rp 800 juta di rekeningnya sejak 2021.
Menantu Mustofa, Fauziah mengatakan uang itu bersumber dari ketiga anak Muftofa yang bekerja sebagai TKI di Korea dan Taiwan.
BACA JUGA: PPATK Temukan Aliran Dana Rp 800 Juta di Rekening Penembak Kantor MUI
"Uang ratusan juta itu, ditotal mencapai Rp 800 juta. Uang itu dikirim anak-anaknya. Tiga orang. Satu di Korea, dua lainnya di Taiwan," kata Fauziah seperti dikutip dari JPNN Lampung.
Fauziah menjelaskan uang itu dikirimkan kepada dirinya. Setelah terkumpul baru kemudian ditranfer ke rekening Mustofa.
BACA JUGA: Analisis Reza soal Pelaku Penembakan Kantor MUI, Singgung Kasus AP Hasanuddin
“Anak pertama gajinya sekitar Rp 30 juta per bulan di Korea, yang dua di Taiwan, masing-masing Rp 15 juta. Jadi, ada yang dikirim untuk beli sawah dan rumah," kata Fauziah.
Dari rekening yang ditunjukkan Fauziah terungkap uang tersebut sudah digunakan untuk membeli setidaknya 12 macam, mulai dari sawah hingga rehab rumah. “Bukan untuk berfoya-foya,” tutur Fauziah.
BACA JUGA: Info Terkini dari Brigjen Haryanto soal Jenazah Pelaku Penembakan Kantor MUI
Dia juga menceritakan Mustofa bukanlah orang yang bisa mengoperasikan komputer. Fauziah pun heran mertuanya itu punya ketikan di surat. Dia menduga Mustofa mengetik di rental komputer.
"Soal menembak, tidak tahu belajar di mana. Sekolah hanya tamatan SD, tidak bisa komputer. Bisa menggunakan HP android saja baru-baru ini, diajarkan cucu-cucunya,” ujarnya.
Menurut Fauziah, semua data yang ada dan keterangannya juga sudah disampaikan kepada tim Polda Metro Jaya yang datang ke rumah mereka.
“Kami pasti mendukung proses penyelidikan polisi. Data dan keterangan yang dibutuhkan akan kami berikan. Keluarga terbuka semua,” katanya.
Terkait kepergian Mustofa ke Jakarta, Fauziah menuturkan mertuanya itu hanya pamit kepada sang istri.
"Kami berharap mertua kami ini dimaafkan jika punya salah. Kami berharap jenazahnya bisa cepat dikirim ke rumah, karena ingin dimakamkan secara layak. Maafkan jika dia salah, dia bukan teroris," katanya. (mar10/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur : Mufthia Ridwan
Reporter : Sandy Fernando