Darmin: Jangan Sampai Indonesia Disalip Birma

Kamis, 15 September 2016 – 09:05 WIB
Menkoperekonomian Darmin Nasution. Foto: dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA - Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, Amerika Serikat telah cukup lama melakukan kebijakan yang sangat tidak normal, terutama di bidang ekonomi. Akibatnya, mendorong krisis ke sejumlah negara lain. 

"Jadi belum pernah kejadian, seluruh blok terbesar di dunia 'sakit'. Di sini kita hidup, apakah akan terseret dengan persoalan yang berlangsung di berbagai belahan dunia," ujar Darmin pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Biro Hukum Regional I Wilayah Jawa dan Bali dalam Rangka Inventarisasi Perda dan Perkada Bermasalah yang digelar Kemendagri, Rabu (14/9).

BACA JUGA: Otomotif Bergairah, Optimistis Penjualan Tembus 1 Juta

Menurut Darmin, Indonesia tentu tidak mau terseret dengan persoalan ekonomi secara global yang terjadi belakangan ini. Sehingga kemudian pemerintah mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan. Di antaranya menggelontorkan sejumlah paket-paket kebijakan ekonomi. 

"Secara sederhana apa yang kita (pemerintah,red) lakukan adalah memacu pertumbuhan dan pembangunan. Karena inilah sektor yang paling lambat dibereskan. Sudah berlalu waktu yang panjang, infrastruktur malah semakin tertinggal," ujar Darmin.

BACA JUGA: Jajaki Tambang Emas di Pongkor, Antam Minta Tambah Lahan Ekplorasi

Karena pembangunan infrastruktur tidak berjalan dengan baik, maka terjadi kesenjangan dalam kemampuan produksi. Belum lagi persaoalan sumberdaya manusia yang ada, selama ini kata Darmin belum tersentuh dengan baik.

"Jadi untuk mendorong ini, perlu dilakukan perubahan kebijakan, sederhanakan berbagai kebijakan supaya investasi terjadi. Bukan hanya dari Indonesia saja, namun berbagai belahan dunia. Itulah yang kita (pemerintah,red) sebut paket regulasi yang sampai sekarang sudah sampai paket ke-13," ujar Darmin.

BACA JUGA: Menpar Arief Yahya: Go Digital Be The Best!

Darmin menegaskan, paket kebijakan mendesak diterbitkan, karena negara lain juga melakukannya. Hal tersebut terlihat dari efek pembangunan yang ada selama ini. 

"30 tahun lalu, kita beriringan dan bersaing dengan Malaysia dan Thailand. Lalu datang Vietnam yang dalam sejumlah hal mulai melewati kita. Jangan sampai Birma yang baru mulai, jangan sampai dia melewati kita. Kalau sampai, harus kita merasa sangat riskan," ujar Darmin.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wow! Permintaan Properti Mewah Harga Hingga Rp 5 M Meningkat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler