Data dan Subjek Penelitian pun Fiftif

Kamis, 06 Februari 2014 – 10:19 WIB

jpnn.com - MALANG - Para pelaku bisnis skripsi abal-abal yang tengah marak di Malang memang bisa meraup untung lumayan. Apalagi mereka tak perlu repot-repot melakukan penelitian. Modalnya, cukup data fiktif. 

Pelaku bisni skripsi abal-abal di Malang, NW mengatakan dirinya mengisi isian para objek penelitian dengan asal-asalan. Dengan demikian, muncullah hasil dari SPSS yang dia kelola. "Makanya cepet karena tidak harus penelitian ke lapangan. Saya hanya main SPSS," imbuhnya.

BACA JUGA: Skripsi Abal-abal, Rp 4 Juta Mahasiswa Tahu Beres

Bagaimana soal angket yang seharusnya diisi objek penelitian? NW menyatakan bahwa dirinya mengisi angket dengan sembarangan. "Mana mungkin dosen menguji melihat angket satu per satu. Makanya, angket tidak masalah diisi sembarangan," tambahnya. 

Lain lagi  dengan QM yang sudah melakukan bisnis jasa pembuatan skripsi ketika lulus kuliah pada 2010 dari salah satu kampus ternama di Kota Malang.

BACA JUGA: Beasiwa Korban Sinabung Cair 7 Februari

Dia membagi dua jenis skripsi buatannya. Pertama, sistem beli putus. Artinya, keti­daksesuaian antara yang diinginkan pembimbing dan skripsi akan ditanggung sendiri oleh pembeli. Jadi, nanti kalau ada revisi dari pembimbing, QM tidak lagi bertanggung jawab. "Kalau skripsi jenis ini lebih murah, biasanya saya jual seharga Rp 1,5 juta," kata dia. Harganya lebih murah karena tidak lagi ribet merevisi skripsi berkali-kali.

Yang kedua, skripsi dengan proses bimbingan. Artinya, QM harus mengikuti proses bimbingan dari bab pertama hingga bab terakhir. Dan jika ada yang perlu direvisi sebagaimana yang diminta pembimbing, QM yang melakukan revisi itu. 

BACA JUGA: Sekolah Inklusi Belum Maksimal

Pola penjualan ini membuat dia bertanggung jawab sepenuhnya atas kesuksesan skripsi, mulai mencari judul, melengkapi referensi, hingga bab terakhir. "Kalau jenis skripsi ini saya biasanya menjual seharga Rp 3 hingga 4 juta," sambungnya. 

Selama ini yang paling banyak dipesan adalah jenis tipe kedua karena lebih aman dan sulit untuk diketahui penguji. 

Menurut QM, di hampir semua kampus yang memiliki jurusan hukum, ada mahasiswanya yang memesan. QM menambahkan, di antara orang-orang yang sudah pesan kepadanya, belum ada yang ketahuan. Bahkan, ada beberapa yang ternyata nilai skripsinya bagus. "Hasil ujian skripsinya yang dapat A juga ada," ucap laki-laki yang bisa mengantongi hingga Rp 20 juta per musim ujian skripsi itu. (riq/cw3/ami/mas) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kebobolan Dosen Doktor padahal Berijazah S1 dan S2


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler